Singapura (ANTARA) - Dolar melemah dekat level terendah multi-minggu di sesi Asia pada Selasa sore, karena kekhawatiran krisis sistemik yang lebih luas setelah jatuhnya pemberi pinjaman yang berfokus pada teknologi AS membuat para pedagang berspekulasi bahwa Federal Reserve dapat menghentikan siklus kenaikan suku bunga agresif.

Kegelisahan pasar terus mengatur nada untuk hari perdagangan kedua berturut-turut setelah keruntuhan tiba-tiba Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, meskipun beberapa ketenangan dipulihkan setelah Presiden AS Joe Biden pada Senin (13/3/2023) berjanji untuk mengambil tindakan buat memastikan pemulihan keamanan sistem perbankan.

Hal itu memberi ruang dolar AS untuk menanggung kerugian besar dari sesi sebelumnya, tetapi tetap berada di dekat posisi terendah multi-minggu terhadap mata uang utama di perdagangan Asia.

Greenback naik ke puncak intraday menjadi 134,03 yen dan terakhir 0,48 persen lebih tinggi di 133,87, membalikkan penurunan 1,4 persen sehari sebelumnya.

Demikian pula, dolar mendorong euro dan sterling agak jauh dari level tertinggi satu bulan yang dicapai pada Senin (13/3/2023).

Euro terakhir 0,27 persen lebih rendah pada 1,0700 dolar, setelah memuncak pada 1,07485 dolar di sesi sebelumnya, sementara pound Inggris turun 0,28 persen menjadi 1,2148 dolar, jauh dari tertinggi Senin (13/3/2023) di 1,2200 dolar.

Runtuhnya SVB - kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan 2008 - telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah kenaikan suku bunga Fed yang agresif telah membuka celah di antara para pemain kunci di salah satu sektor perbankan terbesar dan paling saling berhubungan di dunia.

Selama akhir pekan, otoritas AS meluncurkan langkah-langkah darurat sebagai tanggapan atas bencana tersebut, dalam upaya untuk menopang kepercayaan perbankan.

"Krisis SVB menyoroti fakta bahwa ... ketika Anda menaikkan suku bunga cukup banyak, biasanya Anda melihat siapa saja yang rentan," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank, dikutip dari Reuters.

"Dan argumen itu berlaku tidak hanya untuk AS, tetapi di seluruh dunia ... Terlepas dari kenyataan bahwa pihak berwenang di AS telah memberikan jaminan keamanan bahwa deposan akan baik-baik saja, investor tidak tahu apakah mereka akan baik-baik saja, dan karena itu mereka berlomba mencari jalan keluar."

Para pedagang sejak itu mengurangi taruhan mereka tentang seberapa jauh Fed akan terus menaikkan suku bunga, memicu reli tajam dalam dana berjangka Fed dan membuat dolar AS jatuh.

Perkiraan pasar sekarang menunjukkan peluang 35 persen bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakannya minggu depan, dengan penurunan suku bunga diperkirakan pada awal Juni dan hingga akhir tahun.

Kenaikan suku bunga Fed dan ekspektasi seberapa tinggi suku bunga AS akan menjadi pendorong besar reli dolar.

Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS naik 0,21 persen menjadi 103,90, setelah meluncur 0,9 persen sehari sebelumnya dan mencapai level terendah satu bulan di 103,47.

Aussie turun 0,23 persen menjadi 0,6652 dolar AS, membalikkan beberapa kenaikan 1,3 persen di sesi sebelumnya, sementara kiwi turun 0,13 persen menjadi 0,6212 dolar AS, setelah melonjak 1,4 persen pada Senin (13/3/2023).

Laporan inflasi utama AS akan dirilis pada Selasa, yang dapat menambah teka-teki Fed tentang apakah harus tetap pada jalur kenaikan suku bunga untuk menjinakkan tekanan harga yang terus-menerus, atau untuk menahan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut guna memberi sistem perbankan beberapa ruang bernafas.

Analis Goldman Sachs pada Minggu (12/3/2023) mengatakan mereka tidak lagi memperkirakan Fed akan memberikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Maret sehubungan dengan tekanan baru-baru ini, sementara Nomura memperkirakan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga dan mengerem pengetatan kuantitatif. "Daripada melanjutkan dengan pengetatan moneter lebih lanjut ... Fed menemukan dirinya dalam ikatan yang mengerikan," kata Eric Vanraes, manajer portofolio di Eric Sturdza Investments.

"Jangka panjang, guncangan dalam sistem perbankan AS dalam beberapa hari terakhir akan mematikan kebijakan moneter Fed yang membatasi kenaikan suku bunga yang besar."

Baca juga: Yuan melonjak 426 basis poin menjadi 6,8949 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar jatuh di Asia, pasar bertaruh tidak ada kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: Dolar melemah, prospek suku bunga Fed naik memudar setelah SVB runtuh


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023