San Francisco (ANTARA) - Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Meta pada Selasa (14/3) mengatakan bahwa perusahaan itu kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 orang pekerja dalam PHK besar-besaran putaran kedua.

"Ini akan sulit dan tidak terhindarkan," kata CEO Meta Mark Zuckerberg.

Dia menambahkan bahwa PHK itu akan dilakukan untuk membangun perusahaan yang lebih ramping, lebih teknis, serta meningkatkan kinerja bisnis guna memungkinkan visi jangka panjang.

PHK itu akan memengaruhi tim perekrutan, teknologi, bisnis, serta internasional, dan pelaksanaannya dapat memakan waktu hingga akhir tahun, kata Zuckerberg.

Induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp ini sebelumnya telah mem-PHK sekitar 11.000 pekerja pada November 2022.

Dengan total PHK mencapai 21.000 pekerja, perusahaan media sosial yang berbasis di Menlo Park itu sejauh ini membukukan jumlah PHK terbesar di antara perusahaan-perusahaan teknologi, melebihi Amazon yang telah mem-PHK 18.000 pekerja.

Dalam laporan pendapatan Meta untuk Februari, Zuckerberg mengatakan kepada para investornya bahwa tema manajemen perusahaan itu untuk 2023 adalah "Tahun Efisiensi".

Tenaga kerja Meta pada akhir 2022 naik 20 persen dari tahun sebelumnya dan hampir dua kali lipat dari sebelum pandemi pada 2019. PHK dua putaran ini diperkirakan akan mengurangi jumlah karyawan perusahaan itu menjadi sekitar 65.000 pekerja.




 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023