Bandung (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, berpotensi menjadi destinasi wisata dengan kekhasan sarung.

Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf Dessy Ruhati mengatakan warga yang memproduksi sarung di Majalaya sudah dilakukan turun temurun sejak abad ke-17. Sehingga menurutnya budaya sarung sudah mengakar dan menjadi bagian kehidupan masyarakat di Majalaya.

"Ini akan kita jadikan bagian sustainable tourism, dan kami berharap sarung Majalaya juga di mana nanti ada destinasi wisata sarung yang mungkin bisa menjadi bagian salah satu desa-desa wisata yang ada di Indonesia," kata Dessy saat festival sarung Majalaya, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Dia mengatakan nantinya warga penggiat dan produsen sarung di Majalaya pun bisa menonjolkan motif-motif kuno yang menjadi ciri khas wilayah tersebut.

"Nah ini menjadi suatu perjalanan yang menarik dan memperkaya masyarakat dalam program bangga berwisata di Indonesia," katanya.

Dalam hal tersebut, menurutnya produksi bisa dilakukan dengan proses pewarnaan alami. Hal itu, kata dia, bisa menjadi pembeda karena kain dari benang sutera dan benang katun itu bisa dibajak motifnya.

Untuk itu, ia pun berharap pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan komunitas tekstil dalam mendorong wilayah Majalaya menjadi desa wisata sarung.

"Tidak mustahil mungkin suatu hari bisa bekerja sama dengan teman-teman dari negara lain. Contohnya seperti teman-teman NTT (Nusa Tenggara Timur) sudah menjadi sister city bagi tenun di daerah Jepang," kata Dessy.

Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan mengatakan dulunya wilayah Majalaya terkenal dengan istilah "Kota Dollar" karena produksi sarung. Dia pun mengaku pihak Pemerintah Kabupaten Bandung ingin mengembalikan lagi istilah tersebut.

"Saya sangat mengapresiasi semua pihak yang membangkitkan kembali sehingga ada dukungan dari masyarakat yang tadinya apatis di sini, masyarakat sudah sangat tidak percaya diri, mudah-mudahan dengan event ini punya semangat lagi," kata Sahrul.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023