Dubai (ANTARA) - Pengadilan Iran memvonis mati dua pria dalam serangan mausoleum Syiah yang menewaskan 15 orang pada Oktober lalu, serta diakui dilakukan oleh kelompok ISIS, menurut kantor berita IRNA pada Sabtu (18/3) waktu setempat.

Kepala pengadilan Provinsi Fars Kazem Mousavi mengatakan keduanya terbukti bersalah atas sejumlah tuduhan termasuk "menyebarkan korupsi di tanah air" dan bertindak melawan keamanan negara, lapor IRNA, serta menambahkan bahwa vonis tersebut dapat diajukan banding.

Rekaman CCTV yang disiarkan stasiun TV pemerintah memperlihatkan pelaku masuk ke mausoleum Shah Cheragh di Kota Shiraz, Iran selatan. Mereka menyembunyikan senapan serbu di dalam tas dan kemudian melepaskan tembakan saat jemaah berupaya menyelamatkan diri dan bersembunyi di koridor.

Seorang pelaku penembakan, yang diketahui sebagai warga negara Tajikistan, kemudian meninggal di rumah sakit akibat lukanya.

Selama persidangan, kedua terpidana mati itu mengaku memiliki hubungan dengan ISIS di negara tetangga Afghanistan dan membantu merencanakan serangan itu, seperti dilaporkan media Iran.

Tiga pria lainnya divonis penjara lima sampai 25 tahun, kata Mousavi, menambahkan bahwa sejumlah "tersangka Daesh (ISIS) lainnya yang terseret kasus ini" sedang menunggu persidangan.

ISIS, yang pernah menimbulkan ancaman keamanan di seluruh Timur Tengah, mengakui kekerasan sebelumnya di Iran, termasuk serangan ganda mematikan pada 2017 yang menargetkan parlemen dan makam pendiri Republik Islam Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini.


Sumber: Reuters

Baca juga: PBB sebut perjanjian Saudi-Iran sebagai peluang bagi Yaman
Baca juga: Saudi berharap dapat lanjutkan hubungan diplomatik dengan Iran

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023