London (ANTARA) - Serikat Pekerja Perkeretaapian, Maritim, dan Transportasi Nasional (RMT) Inggris pada Senin (20/3) mengklaim bahwa 20.000 anggotanya menerima tawaran kenaikan gaji dari Network Rail, mengakhiri aksi mogok yang telah berlangsung berbulan-bulan.

Jumlah pemilih dalam pemungutan suara RMT mencapai hampir 90 persen, dengan 76 persen di antaranya memilih menerima tawaran baru yang mencakup gaji, pekerjaan, dan sejumlah syarat.

Hasil dari pemungutan suara itu berarti "berakhirnya sengketa perdagangan" dengan Network Rail, menurut Eksekutif Nasional RMT. Network Rail merupakan perusahaan yang memiliki dan memelihara infrastruktur perkeretaapian negara itu.

Tawaran kenaikan gaji itu mencakup kenaikan gaji sebesar 14,4 persen untuk para pekerja dengan upah terendah dan 9,2 persen untuk pekerja dengan upah tertinggi, serta pembaruan kesepakatan untuk tidak ada pemutusan hubungan kerja wajib hingga Januari 2025. 

Namun, aksi mogok yang direncanakan oleh para anggota RMT di 14 perusahaan operator kereta diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir bulan ini dan pada April mendatang.
 
   


"Saya senang bahwa para anggota RMT dapat memberikan suara mereka untuk tawaran ini dan dukungan yang luar biasa ini merupakan kabar baik bagi masyarakat, penumpang, dan negara kita," tutur Chief Executive Network Rail Andrew Haines dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman tersebut dianggap sebagai terobosan dan memberikan harapan untuk penyelesaian lebih lanjut. Inggris dilanda aksi mogok pekerja perkeretaapian yang meluas sejak musim panas 2022 akibat inflasi tinggi tak berkesudahan menyebabkan memburuknya krisis biaya hidup.
 
   

Sengketa dengan perusahaan-perusahaan ini belum terselesaikan, dan aksi mogok baru-baru ini menunjukkan tekad RMT untuk menghasilkan kesepakatan yang lebih baik, papar Mick Lynch, sekretaris jenderal serikat pekerja tersebut, demikian Xinhua.



Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023