PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (23/3) menyerukan agar diakhirinya perang melawan alam dan mengupayakan pembangunan berkelanjutan bagi anak-anak.

"2023 harus menjadi tahun transformasi, bukan coba-coba. Ini saatnya untuk mengakhiri perang tanpa henti, dan tidak masuk akal, melawan alam, serta memberikan masa depan berkelanjutan yang dibutuhkan iklim kita dan berhak diperoleh anak cucu kita," kata sekjen PBB itu dalam pesannya pada Hari Meteorologi Sedunia, yang diperingati setiap 23 Maret.

"Pada Hari Meteorologi Sedunia ini, umat manusia menghadapi kenyataan yang sulit: perubahan iklim membuat planet kita tidak layak huni," kata Guterres.

Guterres menggarisbawahi bahwa kurangnya aksi setiap tahunnya untuk menjaga agar pemanasan global berada di bawah 1,5 derajat Celcius "mendorong kita semakin dekat ke jurang, meningkatkan risiko sistemik, dan mengurangi ketahanan kita terhadap bencana iklim."

"Ketika negara-negara melangkah dengan cepat melewati batas 1,5 derajat Celcius, perubahan iklim mengintensifkan gelombang panas, kekeringan, banjir, kebakaran hutan, dan kelaparan, sementara mengancam akan menenggelamkan negara-negara dan kota-kota di dataran rendah serta mendorong lebih banyak spesies menuju kepunahan," tambah sang sekjen.

Tema tahun ini, "Masa Depan Cuaca, Iklim, dan Air Lintas Generasi", memaksa kita semua untuk memenuhi tanggung jawab dan memastikan bahwa generasi mendatang mewarisi hari esok yang lebih baik," lanjut Guterres.

"Itu berarti mempercepat tindakan untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius melalui langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang ditingkatkan," katanya. "Ini berarti secara radikal mengubah sistem energi dan transportasi kita, memutus kecanduan terhadap bahan bakar fosil, serta merangkul transisi yang adil ke energi terbarukan."

"Ini berarti negara-negara maju memberikan revolusi dukungan finansial dan teknis kepada negara-negara berkembang ketika mereka memitigasi emisi, beradaptasi dengan masa depan terbarukan, membangun ketahanan terhadap peristiwa cuaca ekstrem, serta mengatasi kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim," kata Guterres, seraya menambahkan bahwa "ini berarti memenuhi janji yang diikrarkan pada Hari Meteorologi Sedunia sebelumnya untuk memastikan bahwa sistem peringatan dini terhadap bencana iklim mencakup setiap orang di dunia."

Hari Meteorologi Sedunia ditetapkan pada 1951 untuk memperingati pembentukan Organisasi Meteorologi Dunia pada 23 Maret 1950. Hari ini dirayakan di semua negara anggota organisasi tersebut, demikian Xinhua.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023