Simpang Empat, - (ANTARA) -
Kepolisian Resor Pasaman Barat, Sumatera Barat mengimbau nelayan di daerah itu agar meningkatkan kewaspadaan  ketika pergi melaut.
 
"Cuaca saat ini sangat ekstrem. Hujan disertai badai terjadi saat ini. Terbukti kemarin kapal bagan nelayan dihantam badai. Beruntung 12 anak buah kapal selamat meskipun enam orang sempat hilang," kata Kepala Polres Pasaman Barat AKBP Agung Basuki di Simpang Empat, Minggu.
 
Ia mengatakan jika pergi melaut diharapkan nelayan dapat memeriksa kelayakan kapal sebelum berlayar, lengkapi dengan alat keselamatan seperti pelampung atau kapal sekoci, perhatikan cuaca dan angin sebelum berlayar dan lengkapi kapal dengan alat EPIRB (Emergency Potition Indicating Radio Beacon).
 
Menurutnya para nelayan harus tetap memperhatikan keselamatan saat melaut. Kemudian jika cuaca memang tidak memungkinkan maka jangan paksakan karena sangat berisiko untuk keselamatan.
 
Ia sangat bersyukur dengan tidak adanya korban saat kapal badan Roses 01 karam karena dihantam badai di perairan Karang Baru Gosong Sikabau dengan jarak dari muara Air Bangis lebih kurang empat Mil, Jumat (24/3).
 
Diperkirakan kapal mengalami rusak pompa penghisap air dan dihantam badai, sehingga 12 orang anak buah kapal sempat hilang namun berkat kerja sama tim ke-12 orang itu dapat ditemukan.
 
"Dari 12 orang itu, enam orang baru ditemukan pada Sabtu (25/3) siang di perairan Maligi dalam keadaan terapung dan kelelahan setelah belasan jam terombang-ambing di laut," katanya.
 
Saat ini, katanya para korban itu sudah mendapat perawatan medis di Puskesmas Air Bangis.
 
"Berdasarkan itu, saya mengajak nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan saat melaut ketika cuaca ekstrem saat ini," ajaknya.
 
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pasaman Barat Gustrizal mengatakan saat ini cuaca tidak menentu di daerah itu, kadang-kadang hujan secara tiba-tiba disertai angin dan badai. "Masyarakat agar tetap berhati-hati," ajaknya. 
 
 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023