Beijing (ANTARA) - Para peneliti China mengungkapkan bahwa tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi Hunga Tonga pada 2022 lalu menyebabkan runtuhnya bagian depan lidah es Drigalski di Antarktika, menurut sebuah artikel penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Science Bulletin.

Letusan dahsyat yang terjadi pada 15 Januari 2022 itu menyebabkan tsunami yang menempuh jarak lebih dari 6.000 km sebelum menghantam pesisir Victoria Land, Antarktika, kata artikel itu.

Kurang dari dua jam setelah tsunami melanda, sebuah retakan muncul di bagian depan lidah es. Citra penginderaan jauh berikutnya menunjukkan bahwa gunung es berukuran sekitar 45 kilometer persegi itu tampaknya telah terlepas dari bagian depan lidah es.

Studi sebelumnya tentang dampak letusan gunung berapi berfokus pada gangguan atmosferik, sementara para peneliti meyakini bahwa dampaknya bisa jauh melampaui itu.

Bagian lidah es Drigalski memiliki panjang 140 km, dengan ketebalan antara 300 hingga 700 meter, menurut para peneliti dari Fakultas Teknik dan Ilmu Geospasial, Universitas Sun Yat-sen. Lidah es tersebut mengalami dua peristiwa pemisahan besar dalam 70 tahun terakhir.

Studi ini memberikan bukti pengamatan secara detail dan mengonfirmasi hubungan antara tsunami dan terbelahnya gunung es, kata Cheng Xiao, profesor di Fakultas Teknik dan Ilmu Geospasial. Lebih lanjut dia menambahkan bahwa penelitian tersebut menyiratkan stabilitas lapisan es di Antarktika dapat dipengaruhi oleh peristiwa ekstrem di luar daerah kutub.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023