Kota Bogor (ANTARA) - Peneliti dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University Profesor Darda Efendi  berupaya gencar memperkaya buahan-buahan nusantara melalui bioteknologi.

"Indonesia kaya akan jenis buah-buahan, 60 spesies sudah merupakan komoditas binaan Direktorat Jenderal Hortikultura, tetapi di alam masih banyak yang menunggu untuk ditemukan, dikembangkan, dimanfaatkan, dan dikonservasi," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Selasa.

Profesor Darda mengemukakan, istilah buah-buahan nusantara bertujuan mengganti istilah buah-buahan lokal. Buah-buahan nusantara ini mempunyai berbagai karakter unik, di antaranya ada yang berbiji besar dan rekalsitran atau tidak bisa disimpan lama dan berbiji apomiktik atau dihasilkan dari jaringan ibu saja, tidak mempunyai bapak sehingga tidak bisa dikawinkan, berbiak vegetatif.

Ada yang mempunyai tiga tipe seks seperti pepaya, masa juvenil dan siklus hidup panjang, serta berbuah musiman. Hal-hal ini menyebabkan pengembangan, pemuliaan, serta konservasinya relatif sulit, sehingga dibutuhkan pendekatan yang non-konvensional.

Di pihak lain, sekarang adalah era bioteknologi. Kultur jaringan adalah salah satu bagian bioteknologi seluler yang dapat dimanfaatkan untuk perbanyakan massal yang cepat, seragam dan true to type atau sama dengan induknya, untuk pemuliaan, produksi senyawa fungsional, dan konservasi in vitro.

Jalur kultur jaringan yang dapat dilakukan yaitu induksi dan multiplikasi tunas samping dari eksplan yang sudah mempunyai meristem, terutama untuk perbanyakan, organogenesis yaitu pembentukan organ dari eksplan yang tidak meristematik, sebagian ditujukan untuk konservasi dan pemuliaan dan Embriogenesis somatik, yaitu pembentukan embrio dari jaringan vegetatif.

Menurut Profesor Darda, penelitian buah-buahan nusantara sangat penting untuk ditingkatkan mulai dari hulu sampai ke hilir, mencakup eksplorasi sumber daya genetik yang berkelanjutan, pemberian identitas sidik jari/barcoding DNA dan penentuan fokus komoditi sampai tingkat varietas/klon untuk tujuan spesifik.

Selain itu, peningkatan penelitian dasar buah-buahan terpilih dalam bidang metabolik sekunder dan produksinya di laboratorium, penggunaan konservasi in vitro untuk mendukung konservasi lainnya, peningkatan penelitian embriogenesis somatik pada berbagai plasmanutfah buah-buahan terpilih untuk berbagai tujuan termasuk untuk studi dasar biologi/ fisiololgi/metabolisme.

Ia menjelaskan, penelitian buah-buahan, terutama tanaman tahunan berkayu, memerlukan waktu yang panjang, untuk itu diperlukan penelitian dengan pendanaan multi years (tahun jamak) dan dapat bersifat top down research yang melibatkan berbagai universitas, badan litbang, dan pemangku kepentingan lainnya.

"Untuk itu, para pemangku kepentingan yang terlibat, termasuk pihak pemerintah perlu merancang strategi dan peta jalan yang jelas penelitian buah-buahan nusantara ini," katanya.

Baca juga: Dorong konsumsi buah, Pemerintah kembali adakan Gelar Buah Nusantara
Baca juga: Menristekdikti ingin ada standar untuk buah nusantara
Baca juga: Erick Thohir: Mengonsumsi buah Nusantara, kepedulian bagi petani

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023