Gaza, Palestina (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Palestina meninggalkan pertemuan Gerakan Nonblok di Malaysia, Minggu sesudah pemimpin pesaing dari unsur Fatah tiba sebagai ketua perutusan pemerintah pimpinan Hamas itu, kata kantornya. Mahmud Zahar, ketua Hamas di kubu Jalur Gaza, keluar dari perutusan itu di Kualalumpur pada malam pembukaan pertemuan tersebut sesudah Faruk Kadumi tiba di ibukota Malaysia tersebut. "Dr Zahar tidak akan ikut dalam pertemuan di Kualalumpur hari Senin," kata kantornya, "Ia tidak akan ikut dalam kegiatan pertemuan itu setelah kedatangan mendadak Kadumi." Langkah itu diambil di tengah pertarungan sengit kekuasaan antara Hamas dengan Fatah, partai penguasa politik Palestina sampai kalah dalam pemilihan umum Januari 2006. Kadumi bermarkas di Tunis, menolak kembali ke wilayah Palestina bersama sisa pemimpin terasingkan pada 1994. Ia juga merangkap sebagai ketua biro politik Organisasi Pembebasan Palestina, kedudukan yang sebelumnya dipakai untuk menarik jabatan perwakilan pemerintah Palestina. Kadumi dinyatakan panitia penyelenggara pertemuan Gerakan Nonblok itu sebagai Menteri Luar Negeri Negara Palestina. Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang mengetuai sidang Fatah di Tepi Barat tanpa kehadiran Kadumi, mencoba meredakan ketegangan antara kedua unsur itu, yang baru-baru ini meledak dalam bentrok maut di Gaza. Sengketa Palestina-Israel diperkirakan sebagai satu dari pokok bahasan pertemuan Gerakan Nonblok itu, tempat perutusan akan memutuskan pernyataan menolak setiap langkah Israel secara sepihak menentukan tapal batasnya. Ke-114 negara anggota Gerakan Nonblok, Minggu mendesak bangsa Palestina menyingkirkan perbedaannya, dengan menyatakan mereka harus bersatu untuk memantapkan perdamaian di kawasan itu. "Kami mengimbau bangsa Palestina secara bersama bekerja membentuk kubu bersatu," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar, tuan rumah pertemuan tingkat menteri kelompok dengan sebagian besar negara berkembang itu. "Setiap perpecahan akan menggagalkan upaya mereka mencapai perdamaian abadi," katanya pada temu pers sebelum perundingan hari Senin, yang diperkirakan dipenuhi masalah kemelut Palestina dan nuklir Iran. Hamid Albar menyatakan Gerakan Nonblok juga menginginkan masyarakat dunia menghormati pemilihan umum bebas dan adil sesuai dengan demokrasi di Palestina. "Hasilnya harus dihormati," katanya. "Setiap tindakan untuk menghentikan dana atau menarik dana dari Palestina harus tidak dilakukan," katanya dengan menambahkan bahwa Gerakan Nonblok akan mendukung kehendak bangsa Palestina mendirikan negara. Pejabat tinggi Palestina Faruk Kadumi mengatakan kepada wartawan bahwa ia mengharapkan Gerakan Nonblok membantu menekan pihak yang disebut empat sekawan diplomatik Timur Tengah. "Mereka (empat sekawan itu) harus menggiatkan peran untuk kembali berunding," katanya merujuk pada Amerika Serikat, Eropa Bersatu, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Rusia. Ia juga menyatakan berharap Gerakan Nonblok membuat Amerika Serikat dan Eropa melakukan yang terbaik untuk menekan Israel menarik balatentaranya. "Kami memerlukan tindakan, bukan cuma omongan. Eropa selama bertahun-tahun hanya memberi kami omongan," katanya seperti dikutip AFP. Perutusan Palestina itu menyatakan akan pula mencari bantuan keuangan dari ke-114 anggota Gerakan Nonblok. Malaysia telah menyatakan akan memberi 16 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 160 miliar rupiah) dalam bantuan bagi pemerintah Palestina untuk membantu mengurangi kesulitan keuangan akibat kucilan Barat atas pemerintah Hamas.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006