Singapura (ANTARA) - Dolar AS sedikit lebih tinggi di sesi Asia pada perdagangan Kamis sore, karena berkurangnya kekhawatiran atas sektor perbankan mendukung sentimen risiko dan investor mengalihkan perhatian mereka ke pertempuran Federal Reserve melawan inflasi.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,019 persen menjadi 102,65, setelah terangkat 0,19 persen semalam. Namun demikian, indeks berada di jalur mencatat penurunan 2,0 persen untuk Maret karena gejolak pasar atas masalah dalam industri perbankan.

"Sentimen risiko yang lebih luas tampak berkelanjutan karena kekhawatiran penularan bank terus memudar dan reli di ekuitas China menarik perhatian," kata Christopher Wong, ahli strategi mata uang di OCBC di Singapura.

Ekuitas Asia mendapat dorongan dari Alibaba minggu ini setelah raksasa teknologi mengumumkan rencana pada Selasa untuk memecahnya menjadi enam unit, yang dianggap investor sebagai sinyal bahwa tindakan keras peraturan Beijing terhadap perusahaan telah berakhir.

"Sementara sentimen risiko agak terus bertahan minggu ini, kami perkirakan arus akhir bulan bersamaan dengan arus risk-on (pengambilan risiko), risk-off (penghindaran risiko) mendorong perdagangan dua arah." Saham perbankan terpukul dalam beberapa minggu terakhir setelah keruntuhan tak terduga dua pemberi pinjaman AS dan penyelamatan Credit Suisse, dengan dolar di bawah tekanan karena kekhawatiran bahwa Fed mungkin harus mengalah dalam perjuangannya melawan inflasi dan menghentikan kenaikan suku bunga.

Tetapi dengan tidak adanya tanda-tanda keretakan lebih lanjut di sektor keuangan dan langkah-langkah yang diambil oleh regulator, kegelisahan investor telah mereda untuk saat ini. Fokus telah beralih kembali ke apa yang kemungkinan akan dilakukan Fed di pertemuan berikutnya pada Mei.

Pasar memperkirakan peluang 60 persen Fed akan mempertahankan suku bunganya tak berubah, menurut alat CME FedWatch, dengan investor mengharapkan penurunan suku bunga menjelang akhir tahun.

Data pengeluaran konsumsi pribadi yang akan dirilis pada Jumat (31/3/2023) akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang tekanan inflasi. "Dengan memudarnya ketakutan resesi, fokus pasar sekarang beralih ke data PCE (Personal Consumption Expenditures) AS yang akan datang akhir pekan ini, yang dipandang sebagai parameter inflasi favorit Fed," kata Tina Teng, analis pasar CMC Markets.

Euro turun 0,04 persen pada 1,0839 dolar, tetapi berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri bulan dengan kenaikan 2,0 persen. Sterling datar di 1,2311 dolar, setelah tergelincir 0,2 persen pada Rabu (28/3/2023).

Yen Jepang menguat 0,23 persen menjadi 132,57 per dolar, setelah jatuh 1,5 persen semalam. Mata uang yen telah bergejolak menjelang akhir tahun fiskal Jepang pada Jumat (31/3/2023).

Dolar Australia naik 0,06 persen menjadi 0,669 dolar AS, sedangkan kiwi turun 0,10 persen menjadi 0,622 dolar AS.

Baca juga: Minyak stabil di awal Asia, penurunan stok AS diimbangi pasokan Rusia
Baca juga: Emas tergelincir 0,30 persen, ambil untung setelah dolar AS menguat
Baca juga: Wall St ditutup naik didorong prospek cerah perusahaan-perusahaan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023