Menyesuaikan kebijakan untuk transisi iklim sangat penting
Badung, Bali (ANTARA) -
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara High Level Seminar bertajuk "Alig​ning Policies for Climate Transition" di Kabupaten Badung, Bali, Kamis, menekankan pentingnya transisi perubahan iklim yang terkelola dengan baik untuk memitigasi risiko ekonomi dan sosial.
 
Transisi perubahan iklim yang terkelola dapat dicapai dengan tiga pertimbangan, yaitu kebijakan yang kuat dari otoritas dan dukungan politik pemerintah, kerangka transisi perubahan iklim yang jelas, dan keberlangsungan modal untuk pembangunan proyek dengan karakteristik hijau.

"Menyesuaikan kebijakan untuk transisi iklim sangat penting," ujar Perry.
 
BI berkomitmen bersama swasta dan pemerintah menuju Sustainable Development Growth (SDG). Implementasinya, BI telah menerapkan sejumlah kebijakan di antaranya insentif likuiditas bagi bank yang menjalankan proyek hijau, asistensi teknis keuangan hijau berbalut loka karya untuk pemerintah daerah, serta manajemen cadangan devisa yang meliputi portofolio sektor hijau dan sukuk.
 
Tak hanya di sebuah negara, ia menuturkan dorongan terhadap keuangan berkelanjutan memerlukan tindakan dalam skala regional, yakni ASEAN. Peran bank sentral negara ASEAN menjadi penting dalam membangun kerangka transisi keuangan hijau, mendorong pengungkapan (disclosure) berkelanjutan, serta memformulasikan mekanisme kebijakan untuk mencapai tingkat emisi nol guna mitigasi perubahan iklim.
 
Sekalipun implementasinya menantang, momentum pertemuan ASEAN pada 28-31 Maret 2023 merupakan saat yang tepat untuk penerapan operasi bisnis yang rendah karbon dan produk serta teknologi rendah emisi.
 
Negara anggota ASEAN masing-masing memiliki perbedaan dalam kapasitas dan terdapat tantangan agar harus memiliki asistensi teknis dalam transisi hijau. Dengan demikian bank sentral di kawasan berperan bukan hanya untuk mempromosikan keuangan hijau tetapi juga pada tahap implementasinya, terutama pada transisi keuangan.
 
Perry pun menilai negara ASEAN cukup rentan terhadap perubahan iklim, mempertimbangkan di antaranya tingginya risiko bencana alam, ketergantungan terhadap sektor yang sensitif terhadap iklim seperti pertanian dan sumber daya alam, tingginya populasi, serta ekonomi berbasis pesisir.

Baca juga: BI: Bank Sentral ASEAN berperan dukung transisi keuangan hijau

Baca juga: BI sebut agenda perubahan iklim tingkatkan PDB global 11-14 persen

Baca juga: BI: Otoritas ASEAN perlu rumuskan kebijakan mitigasi spillover global

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023