Saya selalu mengingatkan bahwa JamSyar harus selalu sehat agar dapat terus mendukung program-program pemerintah
Jakarta (ANTARA) - PT Jamkrindo Syariah (JamSyar) memperoleh laba bersih sebesar Rp189,63 miliar pada tahun 2022 atau tumbuh 12,77 persen year on year (yoy) dibandingkan pada tahun 2021 yang sebesar Rp168,16 miliar dengan menjamin 871.689 terjamin.

Informasi tersebut diperoleh dari laporan keuangan audited tahun 2022 yang diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan (Firma anggota jaringan global PwC/PricewaterhouseCoopers) dengan opini “Audit tanpa Modifikasian” (Wajar tanpa Pengecualian).

“Pendapatan kafalah bersih (penjaminan bersih) JamSyar naik 10,74 persen yoy dari Rp264,54 miliar menjadi Rp292,96 miliar. Dari sisi total ekuitas, JamSyar pada tahun 2022 juga mengalami peningkatan menjadi Rp1.145,82 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp977.04 Miliar, sedangkan dari total aset Jamsyar membukukan senilai Rp2,44 triliun,” ucap Direktur Utama Jamsyar Gatot Suprabowo dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Jamkrindo Syariah : Volume penjaminan capai Rp44,5 triliun di 2022

JamSyar juga memiliki cadangan teknis yang dihitung oleh Konsultan Aktuaria Independen Padma Radya Aktuaria dan diaudit oleh PwC, berupa cadangan klaim dan imbal jasa kafalah ditangguhkan yang dianggap mampu menjawab tantangan di masa depan.

Pada tahun buku 2022, perusahaan itu disebut memiliki cadangan klaim Rp366,89 miliar dan imbal jasa kafalah ditangguhkan sebesar Rp715,19 miliar. “Artinya, JamSyar dinilai cukup untuk menanggung arus kas masa depan terkait dengan liabilitas atas klaim dalam penyelesaian dan juga risiko yang belum dijalani (unexpired risk reserve),” kata dia.

Meninjau dari sisi rasio klaim, JamSyar mencatatkan persentase sebesar 31,79 persen dan Default Rate sebesar 0,48 persen. Gatot menganggap capaian tersebut menunjukkan bahwa pihaknya mampu meningkatkan kualitas penjaminan yang menjadi salah satu fondasi bagi sustainability growth perusahaan.

Sebagai wajib pajak, perseroan BUMN tersebut dinyatakan patuh dalam menjalankan sistem perpajakan sesuai ketentuan perundang-undangan secara baik dan benar mengingat perusahaan itu membayarkan pajak senilai Rp45,4 miliar pada tahun 2022. Begitu pula dengan kepatuhan terhadap ketentuan zakat dengan pembukuan zakat sebesar Rp6 miliar yang akan disalurkan kepada mustahik.

Lebih lanjut, JamSyar dikatakan selalu berkomitmen mendukung program pemerintah melalui mekanisme penjaminan dengan produk Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Modal Kerja Pemulihan Ekonomi Nasional (KMK PEN), serta Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti pembangunan infrastruktur Ibukota Negara (IKN) dan pembangunan infrastruktur layanan umum.

Pengembangan aplikasi MyJamSyar untuk Produk Surety Bond dan Custom Bond telah pula dikembangkan guna memudahkan nasabah mengajukan penjaminan langsung. Terbukti, kata Gatot, ada peningkatan volume penjaminan Surety Bond dari Rp16,64 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp18,95 triliun pada tahun 2022 atau bertumbuh 13,87 persen yoy.

“Saya selalu mengingatkan bahwa JamSyar harus selalu sehat agar dapat terus mendukung program-program pemerintah yang dapat mendorong ekonomi kerakyatan seperti UMKM dan mendukung proyek strategis nasional. Tak hanya itu, dengan peta jalan bisnis JamSyar yang terus memperluas jaringan dan layanan diharapkan dapat membantu pertumbuhan bisnis di Indonesia ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

JamSyar merupakan anak perusahaan dari PT Jamkrindo, di mana 99,929 persen kepemilikan saham dimiliki oleh PT Jamkrindo dan 0,071 persen dimiliki oleh Koperasi Warga Jamkrindo Sejahtera (KOWAJASA).

Baca juga: Dirut ungkap laba Jamkrindo Syariah capai Rp190 miliar di 2022

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023