Hangzhou (ANTARA) - China berupaya membangun masyarakat digital inklusif bagi komunitas warga dengan lanjut usia (lansia).

Berkat bantuan relawan komunitas, seorang warga Hangzhou bernama Zhou Caiyun (94) akhirnya bisa merasakan kegembiraan menggunakan telepon pintar (smartphone), termasuk melakukan panggilan video dengan cucunya.

"Meski sudah beberapa kali mencoba, kami tidak berhasil mengajari ibu saya cara menggunakan smartphone, menjadikan benda itu tak lebih dari sekadar pajangan. Kini, beliau akhirnya belajar menggunakannya, sehingga lebih mudah bagi kami untuk menghubunginya," kata putri Zhou bernama Jin Qiaolian di Provinsi Zhejiang, China.

Sektor digital telah mengubah hampir setiap aspek masyarakat, seiring dengan semakin banyaknya layanan yang beroperasi secara daring dan teknologi menjadi semakin pintar. Perubahan itu didorong oleh keinginan akan efisiensi lebih tinggi, pengurangan kebutuhan tenaga kerja, serta biaya operasional lebih rendah.

Meskipun sebagian besar orang mendapat manfaat dari transformasi tersebut, warga lansia mungkin mengalami kesulitan dengan perubahan pesat yang dihadirkan oleh smartphone karena fitur ponsel khusus untuk warga lansia tidaklah banyak.

Namun, dengan menguasai pengoperasian fungsi dasar pada smartphone juga bermanfaat bagi lansia, membantu mereka tetap terkoneksi, mempertajam pikiran, dan menghilangkan kebosanan.

Berdasarkan sensus peduduk ketujuh yang dilakukan tahun 2020, China memiliki 264 juta warga berusia 60 tahun ke atas atau mencakup 18,7 persen dari 1,4 miliar total penduduknya.

Sebagai respons, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China sejak 2020 telah bekerja keras membangun masyarakat digital yang ramah lansia. Kementerian itu menciptakan berbagai langkah yang diperkenalkan untuk membantu warga lansia menghilangkan kesenjangan digital.

Guna meningkatkan literasi digital warga lansia, otoritas dan departemen terkait juga telah mendorong perusahaan-perusahaan teknologi untuk meluncurkan antarmuka (interface) yang mudah digunakan serta merekrut sukarelawan untuk memberikan pelatihan tentang penggunaan perangkat pintar.

Di Hangzhou, staf dari China Mobile menyediakan layanan dari pintu ke pintu (door-to-door) dan demonstrasi on-site guna mengajari warga lansia untuk beroperasi di dunia maya, seperti membuat reservasi daring, mengecek rute bus, dan menggunakan layanan transportasi daring. Hal itu memungkinkan warga lansia dapat mengakses teknologi digital dengan lebih mudah.

Sementara itu, di Kota Lishui, daftar kesulitan yang dihadapi warga lansia saat menggunakan teknologi pintar telah disusun dengan sejumlah langkah diluncurkan untuk mengurangi hambatan teknologi bagi warga lansia.

Saat ini, semakin banyak warga lansia China telah menjadi melek teknologi.

Seorang warga lansia bermarga Chen (73) telah mengumpulkan hampir 100.000 pengikut di akun video pendeknya. Kegiatan pengisi waktu favoritnya adalah mendokumentasikan aktivitas hariannya, mulai dari berbelanja, menggunakan layanan berbagi tumpangan (ride-hailing), hingga mengapresiasi berbagai lanskap yang berbeda. Chen pun mahir mengedit video.

"Saya tidak bisa hidup tanpa smartphone," ujar Chen sembari tersenyum.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023