Jakarta (ANTARA News) - Penggunaan perangkat komunikasi genggam (gadget) ataupun perangkat elektronik lain ketika berkumpul dengan orang lain tidak selalu merefleksikan sikap anti-sosial, demikian disampaikan Kepala Human Dynamics and New Media Lab Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Roby Muhamad.

"Belum tentu antisosial tapi cara bertemen yang telah berubah dengan mediasi teknologi digital," kata Roby selepas jumpa pers hasil riset Accenture tentang adaptasi teknologi digital oleh perusahaan dan konsumen di Jakarta, Rabu.

Roby mengatakan perkembangan interaksi sosial di dalam jaringan (online) akan semakin besar tapi tidak akan menggerus interaksi fisik.

"Ada orang yang dia aktif di media sosial tapi juga mempunyai banyak teman secara fisik atau offline," katanya.

Perilaku pemakaian gadget di dalam kelompok sosial secara fisik, menurut Roby, juga terjadi di negara-negara lain dan tidak hanyak di Indonesia.

"Seseorang menganggap perilaku itu negatif karena hal-hal baru memang cenderung dipersepsikan sebagai ancaman," katanya.

Roby menjelaskan fenomena pemakaian perangkat komunikasi genggam di dalam kelompok sosial yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir seperti halnya saat telepon kabel ditemukan untuk pertama kali.

"Pada akhirnya orang menggunakan telepon untuk bertemu secara fisik. Jadi, itu (teknologi baru) bukan suatu ancaman," katanya. (I026)

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012