Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyoroti pentingnya penataan kampus yang terintegrasi dengan pembangunan geopolitik guna memastikan Indonesia yang semakin maju.

“Pemikiran geopolitik Soekarno memerlukan syarat utama penataan kampus yang terintegrasi dengan koridor strategis pembangunan atas cara pandang geopolitik,” ujar Hasto dalam orasi ilmiah di Peringatan Dies Natalis Ke-71 Universitas Krisna Dwipayana (Unkris) di Jakarta, Senin.

Baca juga: Hasto minta mahasiswa kembangkan intelektual dengan membaca

Baca juga: Hasto sebut tradisi intelektual Soekarno tangani masalah global

Hasto memberikan contoh, misalkan, Unkris memiliki kekuatan dalam hukum dan ekonomi. Maka, penting untuk mengintegrasikan bagaimana membangun kekuatan nasional Indonesia berdasarkan hukum dan ekonomi.

“Sehingga komoditas strategis seperti CPO, karet, kopi dan lain-lain, benar-benar menjadi national power karena ditopang oleh para ahli hukum internasional yang dihasilkan Unkris,” kata Hasto, dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

Atas dasar hal tersebut, lanjut Hasto, maka kampus harus menjadi pusat penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan mendorong riset-inovasi terapan.

“Agar Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri, setidaknya dalam bidang pangan, energi, keuangan, dan lain-lain,” kata Hasto yang juga pengajar Universitas Pertahanan.

Institusi pendidikan dan kampus Indonesia harus terlibat mewujudkan Indonesia menjadi sebagai bangsa berdaulat dan berdikari. Contoh sederhana, ketergantungan terhadap pangan, berupa impor daging, kedelai, gandum, jagung, gula, harus segera diatasi.

“Australia misalnya, dalam perspektif pertahanan menempatkan Indonesia sebagai ancaman dari utara, namun setiap tahun, Indonesia mengimpor sapi dan daging sapi sebesar Rp37 triliun. Ini kan ironis. Karena itulah harus dibangun kerja sama antara kedua negara bertetangga agar keduanya mendapat manfaat secara berkeadilan,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Hasto bahkan sempat menyerahkan beberapa buah buku, termasuk buku Mustika Rasa yang dibuat di era Presiden Soekarno. Menurut Hasto, buku itu menjadi salah satu contoh bagaimana upaya agar Indonesia membangun hegemoni di bidang pangan. “Ini kami persembahkan untuk Perpustakaan Unkris,” ujar Hasto.

Ketua pembina Yayasan Unkris Gayus Lumbuun mengatakan kehadiran Hasto membicarakan topik geopolitik bernilai sangat penting.

Pada dasarnya, menurut Gayus, geopolitik merupakan rangkuman tiga hal, yakni bagaimana mempelajari kehidupan individu, bagaimana sosial, dan bagaimana ilmu pemerintahan.

“Kita motivasi semua organ universitas agar mengenal bangsa kita baik secara individu, sosial, maupun pemerintahannya,” ujar Gayus

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2023