Jakarta (ANTARA) - Mastercard berkerja sama dengan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dan Mercy Corps Indonesia, meluncurkan program Mastercard Strive Indonesia dengan tujuan memberdayakan 300 ribu usaha kecil di era ekonomi digital.

Program Strive telah diluncurkan di berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Meksiko, dan Ceko. Di wilayah Asia Pasifik, Indonesia menjadi negara pertama yang meluncurkan program tersebut.

President Director Mastercard Indonesia Navin Jain dalam acara peluncuran di Jakarta pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya sengaja menyasar para pelaku usaha kecil sebab mereka merupakan tulang punggung perekonomian negara.

"Strive bertujuan untuk membantu UMKM di Indonesia meningkatkan ketahanan keuangan dan pertumbuhan bisnis mereka melalui digitalisasi dan akses terhadap kredit," kata Navin.

Baca juga: Mendongkrak efek berganda UMKM pada perekonomian lewat inkubasi

Diketahui, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memang memegang peran krusial dalam perekonomian nasional dengan jumlah mencapai 64 juta atau 99 persen dari total jumlah perusahaan nasional dan memberikan kontribusi sebesar 61 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, hanya 17,5 juta UMKM yang menjadi bagian dari ekosistem digital, 18 juta UMKM masih memerlukan akses pembiayaan, dan 46 juta UMKM masih memerlukan tambahan pembiayaan untuk modal dan investasi.

Selain untuk meningkatkan ketahanan keuangan dan pertumbuhan bisnis, Javin mengatakan program Strive juga akan meningkatkan ketahanan siber usaha kecil dengan meningkatkan kesadaran dan keterampilan keamanan siber para pelaku usaha.

Baca juga: Erick Thohir: 40 ribu UMKM gabung di PaDi UMKM

Ia juga mengatakan, program tersebut melanjutkan kesuksesan Mastercard Academy 2.0 dalam mendorong digitalisasi usaha kecil di Indonesia dan memberikan pendampingan, terutama pengusaha perempuan.

Manager Social Impact Mastercard Center for Inclusive Growth Nur Hasan menambahkan bahwa program Strive akan berlangsung selama tiga tahun dengan berangkat dari tiga pilar, yaitu mendorong adopsi teknologi digital serta peningkatan kesadaran keamanan siber, akses terhadap kredit, dan memperkuat ekosistem pendukung serta memicu perubahan positif.

"Jadi ketika masuk, mereka akan dilatih semuanya, mulai dari digital marketing, bagaimana memanfaatkan sosial media, mempraktekkan usaha secara aman dan terhindar dari serangan siber, dan lain sebagainya," jelas Hasan.

Baca juga: Pendampingan Pemprov Jateng tingkatkan omzet UMKM

Kemudian, lanjut Hasan, pelaku usaha juga akan didampingi lebih lanjut agar mereka layak untuk menerima kredit. "Dari 300 ribu, mungkin tidak semuanya yang akan mendapatkan intervensi lebih lanjut," imbuhnya.

Setelah itu, Hasan mengatakan akan ada pengukuran untuk memastikan bahwa digitalisasi telah betul-betul memberikan dampak lebih lanjut terhadap kesejahteraan.

"Kesejahteraan ini bisa diukur dengan bisa menciptakan lapangan kerja, yang akhirnya bisa mengurangi kemiskinan, dan menghindarkan keluarga dari stunting, dan sebagainya," ujar dia.

Baca juga: Digitalisasi penting untuk tawarkan akses inovasi bagi UMKM

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023