New York (ANTARA) - Sejumlah pejabat di Barat tak bersemangat untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang telah merusak pipa gas alam Nord Stream pada September 2022 lalu.

Menurut laporan The Washington Post, Senin (3/4), dalam berbagai pertemuan, pembuat kebijakan Eropa dan NATO bersama para pejabat telah bersepakat dalam satu hal, kata seorang diplomat senior Eropa.

"Jangan bicara soal Nord Stream," kata diplomat itu menurut laporan tersebut.

Para pemimpin melihat sedikitnya manfaat dari menggali terlalu dalam dan menemukan jawaban yang tidak mengenakkan, lanjut diplomat tersebut.

Dia juga menggemakan sentimen beberapa rekan dari negara lain yang mengatakan bahwa mereka lebih suka untuk tidak berurusan dengan kemungkinan bahwa Ukraina atau sekutunya terlibat dalam serangan tersebut.

"Karena belum ada negara yang dikesampingkan dari kemungkinan pelaku serangan itu, para pejabat mengatakan tidak mau berbagi kecurigaan yang dapat secara tidak sengaja membuat marah suatu pemerintah bersahabat yang mungkin memiliki andil dalam pengeboman Nord Stream," sebut laporan itu.

Diplomat asal Eropa itu mengatakan serangan Nord Stream seperti sebuah jenazah dalam sebuah pertemuan keluarga dan menggunakan analogi yang suram. Semua orang bisa melihat ada tubuh yang tergeletak di sana, tetapi berpura-pura semuanya biasa saja.

"Lebih baik tidak tahu," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023