Jumlah uangnya tahun ini bisa naik, karena kami menaikkan tarif (tagihan rumah sakit), memberikan uang muka, dan mempermudah kerja sama dengan fasilitas layanan kesehatan
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengemukakan tagihan dari Rumah Sakit (RS) selama Ramadhan 2023 berpotensi naik karena kebijakan penambahan tarif INA-CBG's.

"Jumlah uangnya tahun ini bisa naik, karena kami menaikkan tarif (tagihan rumah sakit), memberikan uang muka, dan mempermudah kerja sama dengan fasilitas layanan kesehatan," kata Ghufron Mukti usai konferensi pers Pelayanan JKN Saat Libur Lebaran 2023 di Jakarta, Kamis.

Ghufron Mukti mengatakan ada potensi peningkatan nominal klaim perawatan pasien di RS karena pengaruh kebijakan BPJS Kesehatan yang meningkatkan tarif pengajuan klaim dari RS melalui Sistem INA-CBG'S pada tahun ini.

Sistem INA-CBG'S adalah aplikasi yang digunakan sebagai pengajuan klaim RS, puskesmas, dan semua penyedia pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Case Base Groups (CBG's) yaitu cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosis atau kasus yang dialami.

Ia mengatakan kenaikan tarif INA-CBG's disalurkan secara bervariasi tergantung jenis penyakit dan tindakan yang dilakukan tim medis.

"Besaran kenaikan tarif ada yang sedikit, ada 200 sampai 300 persen, tergantung jenis penyakit dan tindakannya," kata Ghufron Mukti.

Baca juga: BPJS Kesehatan siap bayar DP klaim RS hingga 60 persen

Contohnya, pada tindakan transplantasi hati yang kini naik sebesar 200 sampai 300 persen. "Tapi yang operasi besar, kami naikkan tinggi berdasarkan kerja sama dengan Kemenkes," katanya.

Kenaikan tarif INA-CBG's yang tidak terlalu tinggi, kata Ghufron, diberikan kepada pemberi layanan bedah sesar, termasuk penyedia layanan kesehatan yang banyak melakukan kecurangan (fraud).

"Tapi yang persalinan normal, kami naikkan agak banyak," katanya.

Ghufron mengatakan kenaikan klaim RS tidak dipengaruhi oleh tingkat kunjungan pasien ke RS.

"Perkiraan saya, jumlah pasien di rumah sakit justru menurun selama Ramadhan ini. Mungkin karena orang-orang malas datang ke RS atau dia merasa lebih sehat selama puasa," katanya.

Ia mengatakan tingkat kunjungan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan cenderung melandai akibat pengaruh pandemi COVID-19.

"Besaran klaim RS di Ramadhan ini belum masuk. Tapi dua tahun ini ada COVID-19 dan juga puasa. Jelas turun klaimnya, tapi berapa angkanya (pada Ramadhan 2023), saya belum dapat laporan," kata Ghufron Mukti.

Baca juga: Verifikasi klaim RS oleh BPJS Kesehatan telah sesuai standar ISO 9001:2015

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023