Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan adanya ketidakpastian ekonomi membuat pemerintah harus memperhitungkan berbagai faktor dalam merencanakan apa yang perlu dilakukan pada tahun ini dan tahun depan.

“Bahkan, tahun 2023 sebagai baseline kita buat perencanaan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP) untuk tahun 2024. Jadi, kalau tahun ini saja kita harus memperhatikan ketidakpastian tadi, pada saat yang sama kita harus merencanakan tahun 2024,” ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023 yang dipantau secara virtual, Jakarta, Kamis.

Menurut lembaga-lembaga internasional, kondisi ekonomi 2024 secara global lebih baik sedikit, tetapi ada kemungkinan proyeksi ekonomi terus direvisi.

Biasanya, lembaga-lembaga internasional melakukan revisi prediksi pertumbuhan ekonomi empat kali dalam setahun.

Baca juga: Sri Mulyani bilang faktor geopolitik sulitkan proses pemulihan ekonomi

Misalnya, dalam memprediksi kondisi ekonomi 2023, proyeksi dilakukan pada Oktober 2022, Januari 2023, April 2023 atau digeser ke pertengahan tahun, serta pada antara September-Oktober 2023.

“Kalau revisinya berulang-ulang, berarti kalibrasinya menunjukkan bahwa banyak faktor yang tadinya tidak tercapture di dalam modelling proyeksi mereka, namun at least hingga hari ini disebutkan oleh banyak sekali prediksi, tahun depan akan relatif lebih baik,” kata Menkeu.

Adanya fenomena geopolitik seperti perang Ukraina dan Rusia disebut berhasil menjomplangkan berbagai proyeksi ekonomi. Situasi ini dikatakan menjadi tantangan pemerintah untuk menyusun rencana kerja tahun 2024.

Baca juga: ESDM dan Kemenkeu belum capai kesepakatan soal pungutan batu bara

“Kalau Ukraina membuat harga komoditas semakin melonjak sangat tinggi, harga minyak yang harusnya turun melonjak sangat tinggi, harga coal yang seharusnya pada saat bicara climate change akan melakukan retirement of coal, malah melonjak luar biasa tinggi. Saya yakin itu tidak ter-capture oleh modelling apapun yang dilakukan baik oleh Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) maupun di Kementerian Keuangan," ujar Sri Mulyani.

Karena itu, jika melihat hanya dari sisi keuangan dan ekonomi, barangkali kalibrasi model yang dibuat relatif lebih sederhana dan predictable. “(Kalau) anda bikin bikin model dengan seluruh data historis untuk membuat proyeksi, tiba-tiba proyeksi anda ditekuk (akibat keputusan geopolitik),” ungkap dia.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023