Alat pengukuran kualitas udara yang dipasang dalam program "Bali Clean Air" tersebut merupakan bantuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dimiliki AirScape.
"Kami mengapresiasi perusahaan AirScape yang telah memberikan CSR alat yang akan dipasang di sejumlah titik di wilayah Badung ini. Tentu dengan teknologi ini akan dapat diketahui secara detail mengenai kualitas udara," ujar Sekretaris Daerah Badung I Wayan Adi Arnawa dalam keterangannya di Mangupura, Jumat.
Ia mengatakan langkah tersebut dinilai sangat penting dilakukan, karena Badung sebagai daerah pariwisata dengan pemasangan alat itu nantinya akan memberikan suatu informasi bagi wisatawan yang datang ke Bali khususnya mengenai kualitas udara.
Informasi tersebut menurutnya penting agar tidak ada keraguan para wisatawan untuk berkunjung Pulau Dewata.
"Langkah ini sebagai salah satu bentuk dukungan kepada sektor pariwisata dan komitmen Pemerintah Kabupaten Badung menyisihkan berapa persen dari pendapatan untuk dikembalikan kepada sektor pariwisata," kata dia
Sementara itu General Manager The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita yang kawasannya menjadi lokasi peluncuran alat itu mengungkapkan pemasangan alat pengukur kualitas udara bermanfaat bagi wisatawan agar mengetahui berapa kualitas udara yang ada di kawasan wisata yang dikelolanya.
"Tentunya ini akan sangat mendukung kami dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dan meyakinkan wisatawan bahwa di daerah kami udaranya segar dan bersih," ungkap dia.
Sementara salah satu tim AirScape Kurniawan Eko menjelaskan Kabupaten Badung akan menjadi kabupaten pertama yang menjadi contoh pemasangan alat itu untuk seluruh kabupaten di Indonesia.
"Untuk CSR ini kami menyerahkan 10 alat Airscape kepada Pemkab Badung. Pemasangannya dilakukan di beberapa tempat yakni di tiga buah alat dipasang di kawasan ITDC Nusa Dua, sisanya dipasang di kawasan Puspem Badung, RSD Mangusada dan beberapa kawasan lainnya," kata dia.
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
