kita hanya bergantung pada hujan
Banda Aceh (ANTARA) - Suplai air bersih kepada masyarakat di beberapa kawasan di Kabupaten Aceh Besar mulai terganggu akibat sumber air Mata Ie yang sudah mulai mengering pada musim kemarau.

Direktur Teknik PDAM Tirta Montala Salman, di Aceh Besar, Minggu, mengatakan saat ini dari enam pompa yang tersedia, hanya tiga saja yang bisa dihidupkan untuk menyuplai air bersih ke kawasan Mata Ie, tapi produksinya sudah turun 30 persen dari normalnya 190 liter per detik (lps), tinggal 135 lps.

"Ini akan berpengaruh terhadap kontinuitas aliran ke pelanggan yang bersumber dari Water Treatment Plant (WTP) Mata Ie," kata Salman.

Kolam Mata Ie ini diketahui merupakan salah satu sumber penyuplai air bersih untuk beberapa Kecamatan di Aceh Besar, yaitu ke Kecamatan Darul Imarah, dan Darul Kamal dan Peukan Bada.

Baca juga: BMKG: Aceh mulai musim kemarau, waspada kebakaran hutan dan lahan
Baca juga: BMKG: Hujan berpotensi guyur wilayah timur Aceh saat musim kemarau

Salman memperkirakan kondisi ini tidak akan teratasi jika memang sumber air di Mata Ie mengalami kekeringan. Menurut dia, satu-satunya solusi agar tidak macet adalah turunnya hujan.

"Saat ini kita hanya bergantung pada hujan, Insya Allah dan berdoa mudah-mudahan turun hujan dalam beberapa hari ini,” ujarnya.

Dampak kekeringan kekeringan air di Mata Ie itu sudah dirasakan salah seorang pelanggan air PDAM Tirta Mountala Wanidar, ia menyampaikan debit air di rumahnya sudah kecil dan sudah beberapa kali pernah tidak keluar air.

"Di rumah saya, air yang keluar dari keran itu sudah kecil. Lalu, kami tidak bisa lagi menghidupkan keran air secara bersamaan. Padahal, sebelumnya bisa," katanya.

Sementara itu, Koordinator Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Aceh, Muhajir mengatakan penurunan debit air di Mata Ie Aceh Besar disebabkan suhu udara yang cukup panas pada musim kemarau menguapkan air secara masif sehingga mengurangi ketersediaan air di dalam tanah dan badan air.

Baca juga: BMKG sebut kemarau di Aceh belum berdampak pada sektor pertanian
Baca juga: BPBA: Selama kemarau, 68 hektare lahan di Aceh terbakar

Menurut Muhajir, berdasarkan analisis musim, wilayah Sumber air Mata Ie Aceh Besar masuk pada Wilayah Zona Musim (ZOM) Aceh 4 dan telah memasuki musim kemarau pertama pada Dasarian I Februari dan masih akan berlangsung hingga Maret.

"Diperkirakan akan masuk musim kemarau kedua pada Mei mendatang," katanya.

Selain itu, berdasarkan analisis curah hujan di lima pos hujan Kabupaten Aceh Besar, yakni Stageof Mata Ie, Darul Imarah, Lhoknga, Lhoong dan Peukan Bada, curah hujan mulai menurun sejak awal Februari tepatnya dasarian I Februari (tanggal 1-10).

"Jumlah curah hujan dasarian hanya berkisar 2 hingga 9,5 mm per dasarian artinya selama 10 hari curah hujan yang turun hanya berkisar 2 hingga 9,5 mm," ujarnya.

Meskipun nanti saat suhu atmosfer menurun akan terjadi hujan yang intens, curah hujan yang terjadi hanya dalam waktu singkat sehingga tidak akan meningkatkan debit air di Mata Ie.

Fenomena kekeringan kolam Mata Ie memang bukan yang pertama kali. Dalam periode mulai 2017-2019 dan tahun 2023, kolam pemandian tersebut sudah beberapa kali mengalami kekeringan.

Baca juga: BMKG ingatkan pemda waspada kemarau di daerah rentan kekeringan
Baca juga: BPBD Banyumas petakan kembali daerah rawan kekeringan
Baca juga: Debit air Mata Ie Aceh Besar menurun dan berpotensi kekeringan

 

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023