Lanzhou, China (ANTARA) - Sebuah studi gabungan baru memberikan bukti ilmiah baru tentang hubungan antara hilangnya es laut Arktika dan peristiwa cuaca dingin ekstrem di garis lintang tengah, menurut Universitas Lanzhou.

Studi tersebut mengungkapkan pentingnya umpan balik stratosfer dalam pemanasan Arktika, dan diperkirakan akan mendukung prediksi iklim jangka pendek untuk cuaca dingin yang ekstrem, ujar Tian Wenshou, profesor pada College of Atmospheric Sciences di Universitas Lanzhou.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, garis lintang tengah Belahan Bumi Utara yang berpenduduk padat sering dilanda cuaca dingin ekstrem, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian ekonomi yang serius.

Sejumlah studi sebelumnya menunjukkan bahwa hilangnya es laut Arktika secara drastis merupakan salah satu penyebabnya, namun kaitannya masih belum jelas.

Tim peneliti Tian bergabung dengan tim peneliti dari luar negeri untuk melakukan penelitian tersebut.

Dengan menggunakan analisis ulang dan simulasi model, mereka menunjukkan mekanisme dinamis baru yang menjadi penyebab pemanasan yang mendalam di kutub terkait hilangnya es di laut Kutub Utara.

Keadaan itu telah terbukti menjadi premis utama dari hubungan Kutub Utara dan garis lintang tengah.

Studi tersebut mengonfirmasi peran penting gabungan stratosfer-troposfer dalam pemanasan Arktika yang disebabkan oleh hilangnya es di laut, yang terkonfirmasi oleh simulasi model dengan variabilitas stratosfer yang diredam.

Hasil studi itu menunjukkan bahwa sebagian besar pemanasan yang diamati di Arktika bagian tengah ke atas disebabkan oleh respons dinamis terhadap hilangnya es laut Arktika, tempat gabungan stratosfer-troposfer memainkan peran utama.

Hasil studi itu telah dipublikasikan dalam jurnal npj Climate and Atmospheric Science.  

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023