Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menggelar Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang menyasar pada masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dalam acara Kick Off Launching HKB 2023 di Jakarta, Senin, mengatakan tujuh kabupaten yang dialiri Sungai Bengawan Solo akan turut berpartisipasi.

"Jadi kabupaten itu sudah melakukan Destana atau Desa Tangguh Bencana, di mana di Jawa Timur sebanyak 100 desa, kemudian di Jawa Tengah kurang lebih sekitar 40 desa, yang menunjukkan bahwa mereka sudah menjadi satu daerah yang tangguh bencana melalui Destana," ujar Prasinta.

Prasinta mengatakan konsep acara HKB tahun 2023 adalah Siap Untuk Selamat, dengan sub-tema "Tingkatkan Ketangguhan Desa Kurangi Risiko Bencana." HKB 2023 diperingati pada 26 April, dengan berbagai kegiatan yang terpusat di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Kegiatan awal dilakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat, membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), hingga panggung masyarakat yang berkaitan dengan pesan kewaspadaan terhadap bencana.

Prasinta mengatakan dengan peringatan HKB 2023, masyarakat dapat menyadari untuk membentuk Destana, akan dimulai di unit yang lebih kecil, yakni keluarga.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo menuturkan peringatan HKB tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang mana pada 2021 menekankan pada kesiapsiagaan gempa dan tsunami, dan di tahun 2022 menitikberatkan waspada gunung api.

"Di 2023 ini kami coba terkait sama kawasan DAS sungai yaitu Bengawan Solo. Ada tujuh wilayah kabupaten yang ada di dua provinsi, dan desa-desa ini yang akan kita latih adalah tadi sampai terkait Desa Tangguh Bencana (Destana)," ujar Pangarso.

Pangarso mengatakan pada tahun 2021, BNPB sudah melakukan penguatan pada 140 desa yang ada di Bengawan Solo. Pada tanggal 10- 11 Mei, BNPB akan melakukan kegiatan simulasi penguatan masyarakat dalam rangka HKB.

Pada tanggal 10 Mei, BNPB mengadakan penanaman pohon oleh masyarakat sebagai bentuk kegiatan pengurangan risiko bencana, dalam hal ini mitigasi vegetasi.

Kemudian di tanggal 11 Mei, BNPB akan mengadakan sarasehan masyarakat sungai di seluruh Indonesia, untuk mendorong masyarakat akan paham akan risiko di sungai, dan bagaimana penanganan dan serta pemanfaatan sungai untuk kehidupan.

Acara latihan evakuasi mandiri secara serentak di 24 desa yang akan disiarkan langsung dari berbagai komunitas desa. Terakhir, masyarakat diajak untuk menikmati hiburan, yang menampilkan kebudayaan daerah terkait dengan pengurangan risiko bencana dan kesiapan masyarakat menghadapi bencana.

"Kita tampilkan betul-betul tradisi atau budaya lokal yang ada di masing-masing Kabupaten. Namun nanti di Lamongan sebagai pusatnya kami akan menampilkan kesenian ludruk, tapi yang berpesan pada pengurangan risiko bencana dan tercatat masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana atau budaya sadar bencana yang ada di lingkungan di sepanjang Bengawan Solo, khususnya di Kabupaten Lamongan," ujar Pangarso.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023