Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengenalkan dan mendistribusikan berbagai produk-produk industri makanan dan minuman (mamin) untuk memenuhi peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri 1444 H melalui Bazaar Lebaran 2023.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan untuk memenuhi kenaikan permintaan menjelang Lebaran, tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan stok pasar, tetapi juga perlu didukung pendistribusian yang tepat sasaran.

"Bazaar Lebaran ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pegawai dan masyarakat sekitar untuk mendapatkan bahan makanan, minuman, dan sandang lainnya dengan harga terjangkau," katanya dalam pembukaan Bazaar Lebaran 2023 di Plasa Kemenperin Jakarta, Selasa.

Pelaksanaan Bazaar Lebaran merupakan bentuk kepedulian dan wujud partisipasi Kementerian Perindustrian dalam menyambut Lebaran dengan meningkatkan peran Plasa Pameran Industri, yang bisa dimanfaatkan para perajin dan pengusaha untuk berpromosi sekaligus membantu masyarakat dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Bazaar Lebaran dilaksanakan di Plasa Pameran Industri pada 11-14 April 2023, yang dimulai pada pukul 08.00-14.30 WIB.
 
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika saat meninjau Bazaar Lebaran 2023 di Plasa Pameran Industri, Kemenperin, Jakarta, Selasa (11/4/2023). ANTARA/Ade Irma Junida


Bazaar Lebaran pada tahun ini akan diikuti oleh 75 perusahaan baik skala besar, menengah maupun usaha kecil (UKM) dengan produk-produk makanan (minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, biskuit, olahan daging, dan lainnya), minuman (sirop, susu, minuman ringan lainnya), tekstil (pakaian jadi, sarung), elektronika dan makanan siap saji lainnya.

Pada hari pertama pelaksanaan Bazaar Lebaran dilakukan penjualan perdana minyak goreng murah sebanyak 4.000 liter dari PT Sinar Mas.

Dalam catatan Kemenperin, industri makanan dan minuman pada tahun 2022 mencapai 4,90 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,54 persen.

Industri pengolahan nonmigas pada 2022 juga berkontribusi sebesar 16,48 persen terhadap PDB nasional, di mana kontribusi terbesar terhadap industri pengolahan nonmigas diberikan oleh industri mamin sebesar 38,35 persen.

Sumbangan nilai ekspor produk industri mamin sampai dengan triwulan IV 2022 mencapai 48,61 miliar dolar AS atau memberikan kontribusi sebesar 16,65 persen dari total ekspor nasional.

Adapun nilai impor sebesar 16,52 miliar dolar AS, sehingga menyebabkan nilai neraca perdagangan surplus sebesar 32,09 miliar dolar AS.

Baca juga: Kemenperin gandeng Gapmmi boyong 31 industri mamin ke Hannover Messe
Baca juga: Kemenperin akan sertifikasi SDM industri makanan dan minuman
Baca juga: Kemenperin: Digitalisasi kunci industri mamin terapkan keberlanjutan

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023