Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan pada pertengahan April 2023 mulai tinggi, sehingga perlu diwaspadai pada beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Potensi hujan pada pertengahan April masih perlu diwaspadai di wilayah NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nindya Kirana dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Selasa.

Pada dasarian II April 2023 (11 - 20 April 2023) diprakirakan terdapat peluang curah hujan dengan intensitas  di atas 20 milimeter/dasarian yang terjadi merata di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas 70 persen - 90 persen.

Potensi curah hujan dengan intensitas di atas 50 milimeter /dasarian berada pada probabilitas 60 persen - 90 persen diprakirakan berpeluang terjadi di Pulau Lombok bagian barat hingga tengah dan di wilayah Sumbawa, Bima, Kota Bima, dan Dompu.

"Masyarakat diharapkan dapat terus waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor, yang terjadi pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau yang sedang berlangsung di NTB saat ini," katanya.

Baca juga: BMKG: Waspadai angin kencang di lima pulau NTT pada 10-12 April

Kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO masih berada pada kondisi Netral (Indeks ENSO : 0.34). BMKG memprakirakan kondisi ENSO Netral akan berlangsung hingga pertengahan 2023.

Sedangkan Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD Positif (+0.57), diprakirakan kondisi IOD akan berangsur menuju Netral hingga Oktober 2023. Aliran massa udara, khususnya wilayah NTB, didominasi angin baratan dan terdapat belokan angin di beberapa wilayah Indonesia.

Selanjutnya hembusan angin timuran dan Monsun Australia diprediksi akan aktif di wilayah Indonesia. Pergerakan MJO saat ini terpantau aktif di fase 6 DAN 7, dimana hal tersebut tidak memberikan dampak terhadap wilayah Indonesia.

"Prediksi anomali OLR secara spasial saat ini menunjukkan peningkatan potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Indonesia bagian Selatan, termasuk NTB pada dasarian I April 2023," katanya.

Adanya bibit siklon tropis 98S di Laut Timor sebelah barat daya turut menyebabkan aktivitas konvetif dan peningkatan hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk NTB. Rata-rata anomali Suhu Muka Laut (SST) sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori netral dan diprakirakan akan netral menuju hangat hingga September 2023.

"Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.

Baca juga: BMKG: Waspada bibit siklon 98S jadi siklon tropis kategori tinggi


 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023