Beijing (ANTARA) - Indeks harga produsen (producer price index/PPI) China, yang mengukur biaya barang saat siap keluar dari pabrik, turun 2,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Maret 2023, demikian disampaikan oleh Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Selasa (11/4).

Penurunan tersebut naik 1,1 poin persentase dibandingkan angka yang tercatat pada Februari. Dalam basis bulanan, PPI China tetap tidak berubah pada Maret, kata biro tersebut.

"Berkat aktivitas perekonomian dalam negeri yang pulih lebih cepat serta perubahan harga beberapa komoditas di pasar internasional, PPI tetap tidak berubah secara bulanan," kata Dong Lijuan, ahli statistik senior NBS. "Namun, karena basis perbandingan yang tinggi pada periode yang sama tahun lalu, PPI tahunan (yoy) menurun."

Di saat pemulihan produksi dalam negeri menjadi semakin cepat dan permintaan pasar meningkat, sektor-sektor seperti baja dan semen mencatat kenaikan harga secara bulanan. PPI untuk industri peleburan dan pengepresan logam besi serta industri semen naik 1,3 persen dari Februari.

Sementara itu, fluktuasi harga komoditas curah (bulk commodity) global menyebabkan penurunan harga di sektor minyak domestik dan non-ferro (nonbesi). PPI untuk industri ekstraksi minyak dan gas turun 0,9 persen secara bulanan, sedangkan industri peleburan dan pengepresan logam non-ferro turun 0,3 persen dari bulan sebelumnya.

Seiring menghangatnya cuaca, berkurangnya permintaan batu bara untuk pemanas menyebabkan PPI untuk industri pertambangan dan pencucian batu bara turun 1,2 persen pada Maret dibandingkan dengan angka pada Februari.

Data pada Selasa itu juga menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) China, indikator utama inflasi, naik 0,7 persen (yoy) pada Maret, demikian Xinhua.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023