Pendekatan agama yang dilakukan untuk mengendalikan sampah itu baik sekali, karena masyarakat Indonesia cenderung lebih menurut sama pak ustadz, pastor, pendeta dan tokoh-tokoh agamanya ketimbang RT dan RW-nya,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) gandeng seluruh tokoh lintas agama untuk mengelola sampah di tempat ibadah lewat Program Gerakan sedekah sampah Indonesia (Gradasi) yang disosialisasikan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

"Pendekatan agama yang dilakukan untuk mengendalikan sampah itu baik sekali, karena masyarakat Indonesia cenderung lebih menurut sama pak ustadz, pastor, pendeta dan tokoh-tokoh agamanya ketimbang RT dan RW-nya," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Rosa Vivien Ratnawati di Jakarta, Selasa.

Vivien mengatakan, Program Gradasi  dilakukan untuk menggerakkan rumah ibadah sebagai tempat pengumpulan sampah atau collection center, setelah sampah dipilah dan dikumpulkan, KLHK bekerja sama dengan United Nations Development Programs (UNDP) Indonesia akan mencari lembaga-lembaga serta organisasi nirlaba di tingkat Internasional sebagai pembeli sampah tersebut.

Senior Advicer for Climate Governance UNDP Indonesia Abdul Wahab Situmorang mengatakan, saat ini ada 140 drop box (tempat pengumpulan sampah) di masjid, 40 di gereja, dan enam di pesantren seluruh Indonesia.

"Namun kami tidak membatasi dan akan memfasilitasi berapapun tempat ibadah yang ingin bekerja sama untuk mendapatkan drop box ini," kata Abdul Wahab.

Berdasarkan data dari KLHK, setiap orang menghasilkan 0.75 kilogram sampah per harinya, dan di tahun 2022 ada total ada 68,7 juta ton sampah yang menumpuk.

Vivien menambahkan, sampah organik atau sampah sisa makanan yang meningkat selama Ramadhan sebesar 5-20 persen juga perlu menjadi perhatian bagi pemerintah dan seluruh tempat ibadah, agar dapat ditindaklanjuti melalui budidaya kompos, maggot, atau pengolahan sampah organik yang lain.

"Indonesia itu sampah makanannya 41 persen, Kalau dibuang ke TPA akan menghasilkan gas metan dan emisi gas rumah kaca, jadi saya harap tokoh-tokoh agama ini juga bisa memberdayakan tempat ibadah untuk mengolah sampah organik," kata Vivien.

Target KLHK, dengan adanya program gradasi dan program-program strategis pengelolaan sampah lainnya, dapat mengurangi tumpukan sampah hingga 70 persen di 2025.

Sosialisasi tersebut dihadiri tokoh-tokoh lintas agama, yakni Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin).

Baca juga: Pakar: Sampah daun berpotensi besar jadi energi masa depan
Baca juga: Unand olah sampah daun jadi residu biomassa untuk bahan bakar industri

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023