Mereka yang terjebak dengan false breakout berpotensi membeli saham di harga pucuk.....
Jakarta (ANTARA) - Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani mengingatkan investor untuk tidak terjebak pada pergerakan harga saham yang menembus batas atas atau level resistance (breakout), dengan jenis false breakout.

Ia menjelaskan false breakout atau breakout palsu terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level tertentu, namun kemudian berbalik arah dan tidak melanjutkan tren penguatan (bullish) atau pelemahan (bearish), sebagaimana keterangan di Jakarta, Jumat.

“Mereka yang terjebak dengan false breakout berpotensi membeli saham di harga pucuk. Hal ini diakibatkan aksi ambil untung (profit taking) di area resistance, sehingga tekanan jual yang tinggi membuat harganya turun,” ujar Chisty.

Baca juga: IHSG diperkirakan menguat ikuti bursa kawasan dan global

Agar terhindar dari risiko false breakout, ia mengingatkan trader untuk melihat harga dalam time frame yang lebih panjang, melakukan analisis pergerakan harga dari waktu ke waktu, serta menggunakan indikator pembantu seperti MA, MACD, dan Stochastic.

Dalam kesempatan ini, ia memberikan tips agar bisa menghindari pergerakan saham false breakout,  pertama, perlu mengetahui fundamental untuk melihat tren yang kuat di pasar saham.

Menurutnya, apabila suatu saham berada dalam tren yang kuat dan didukung fundamental yang baik,  potensi saham tersebut untuk breakout level resistance sangat besar.

“Berita tentang saham tertentu berpotensi mempengaruhi dan menggerakkan harga saham secara signifikan,” ujar Christy.

Baca juga: MNC Sekuritas luncurkan fitur filantropi tingkatkan investor syariah

Kedua, apabila melihat ada potensi suatu saham mengalami breakout, sebaiknya trader menunggu hingga breakout tersebut terkonfirmasi valid dengan melihat bentuk candle ketika penutupan pasar.

“Trader dapat memanfaatkan fitur Advance Charting di aplikasi Ajaib untuk melihat indikator teknikal penting seperti, Moving Average (MA), Exponential Moving Average (EMA), dan Bollinger Band (BB). Indikator tersebut berfungsi memberikan konfirmasi pergerakan tren dari suatu saham,” ujar Christy.

Ketiga, lanjutnya, breakout disertai dengan volume trading yang tinggi menandakan sebuah tren akan berlanjut, begitupun sebaliknya, breakout yang terjadi pada saat volume perdagangan rendah, maka harga saham berpotensi mengalami pembalikan arah (false breakout).

Kemudian, keempat, untuk memitigasi risiko trading dengan acuan breakout, trader dapat memasang Stop Loss tepat di titik support yang telah ditentukan. “Stop Loss ini penting agar trader tidak mengalami kerugian yang terlalu besar jika harga saham mengalami breakout di level support,” ujar Christy.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023