Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,2, yang mengguncang wilayah pantai barat Sumatera, Bengkulu Utara dan Bengkulu tidak berpotensi tsunami.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu malam.

Gempa tersebut terjadi pada pukul 22.07.07 WIB pada koordinat 5,05 derajat Lintang Selatan dan 102,68 derajat Bujur Timur di laut pada jarak 56 kilometer (km) arah timur laut Enggano, Bengkulu, dengan kedalaman 73 km.

Menurut Daryono, gempa itu berkekuatan menengah dan terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang melanda Lempeng Eurasia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik,” katanya.

Guncangan gempa tersebut terasa di daerah Bengkulu Selatan, Liwa, Kaur dan Manna dengan skala intensitas IV MMI (getaran dirasakan di dalam rumah oleh orang banyak, di luar oleh beberapa orang).

Di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Enggano, Pagar Alam dan Pesisir Barat gempa itu berintensitas III MMI (getaran dirasakan di dalam rumah, seperti ada truk berlalu).

Di Sekincau, Linggau, Kota Agung, Lahat, Kepahiang, Musi Rawas, Oku Selatan dan Bukit Kemuning dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang).

Daryono mengatakan BMKG mencatat hingga pukul 22.36 WIB belum ada indikasi adanya gempa susulan.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak terpengaruh isu-isu yang tidak berdasar, dan menghindari bangunan yang retak atau rusak oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata Daryono.

Baca juga: Aktivitas Gunung Semeru masih didominasi gempa erupsi setiap hari
Baca juga: BNPB sebut empat rumah rusak akibat gempa magnitudo 6,6
Baca juga: BMKG: Gempa Padang Sidempuan akibat aktivitas Sesar Sumatera


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023