Sydney, Australia (ANTARA) - Pengacara seorang pria yang didakwa atas campur tangan asing mengatakan bahwa kliennya 'sangat khawatir' tentang dua oknum yang diduga intelijen asing ketika tinggal di Shanghai, dan kembali ke Australia setelah bekerja satu dekade di China.

Alexander Csergo (55), seorang eksekutif pemasaran, ditangkap di Bondi pada Jumat (14/4). Dia adalah orang kedua yang ditangkap atas undang-undang Australia tentang campur tangan asing. UU tersebut melarang aktivitas luar negeri yang bisa membantu pihak luar negeri mengganggu kedaulatan negara. Hukumannya adalah 15 tahun penjara.

Diduga Csergo menerima bayaran untuk penulisan laporan yang mengandung informasi tentang pertahanan, ekonomi, dan keamanan negara Australia, kata kepolisian Australia.

Pengacara Csergo, Bernard Collaery, meminta jaminan di pengadilan Sydney pada Senin. Dia mengatakan bahwa laporan-laporan yang ditulis Csergo adalah berasal dari informasi publik, dan dakwaan terhadap kliennya 'dangkal dan tidak ada dasarnya sama sekali'.

Menurut informasi yang didapatkan oleh pengadilan, Organisasi Keamanan Intelijen Australia sudah menggeledah isi laptop dan akun WeChat Csergo setelah Csergo kembali dari Australia.

Hakim Michael Barko menanyakan mengapa Csergo hanya diberikan uang kas di amplop oleh kedua agen intelijen tersebut, yang disebut sebagai 'Ken' dan 'Evelyn' di pengadilan, dan mengapa keduanya tidak mencari tahu tentang lithium di Australia sendiri.

"Orang-orang China tidak ingin ada yang mengetahui kegiatannya mencari-cari tahu tentang ini dan menerima laporan-laporan ini," kata Barko.

Collaery mengatakan bahwa pembayaran secara cash adalah hal yang wajar di China.

"Tentu saja dia percaya Ken dan Evelyn mengawasinya. Itulah cara kerjanya di China. Dia menjadi sangat khawatir soal itu," kata Collaery.

Csergo menghadiri persidangan melalui video call dari Penjara Parklea. Saat ini dia ditahan sebagai tahanan dengan tingkat keamanan tinggi. Ibu dan saudaranya hadir di pengadilan.

Csergo bekerja di China sejak 2002 sebagai bagian dari pemasaran data, termasuk dalam sebuah agensi pemasaran global, penyedia data dari Amerika Serikat, dan juga sebagai konsultan China Telecom.

Menurut catatan pengadilan, diduga Csergo secara sengaja terlibat atas nama atau bekerja sama dengan orang yang bertindak atas nama prinsipal, dan 'tidak memperhatikan apakah kegiatan tersebut mendukung aktivitas intelijen luar negeri, dan sebagian dari kegiatan tersebut adalah tindakan terselubung, atau melibatkan unsur penipuan'.

Collaery mengatakan bahwa karir Csergo runtuh sejak penangkapannya, dan Csergo tidak memiliki niat untuk kembali ke China. Dia berencana untuk menuntut ganti rugi ke pemerintah Australia atas apa yang mereka lakukan pada karirnya.

Pengadilan pun berlangsung.

Sumber: ReutersBernard Collaery, pengacara Alexander Csergo, terdakwa kasus campur tangan asing di Australia, mencari jaminan bagi kliennya pada Senin.

Dia mengatakan laporan-laporan yang ditulis Csergo berasal dari informasi publik, dan dakwaan terhadap kliennya "dangkal dan tidak ada dasarnya sama sekali".

Csergo (55), seorang eksekutif pemasaran, ditangkap di Bondi pada Jumat (14/4). Dia menjadi orang kedua yang ditangkap berdasarkan Undang-Undang Australia tentang campur tangan asing.

UU tersebut melarang aktivitas luar negeri yang bisa membantu pihak asing mengganggu kedaulatan negara. Hukumannya adalah 15 tahun penjara.

Dia mengatakan kliennya "sangat khawatir" mengenai dua oknum yang diduga intelijen asing ketika tinggal di Shanghai.

Csergio kembali ke Australia setelah bekerja satu dekade di China.

Dia diduga menerima bayaran untuk penulisan laporan yang mengandung informasi tentang pertahanan, ekonomi, dan keamanan negara Australia, kata kepolisian Australia.

Menurut informasi yang didapatkan oleh pengadilan, Organisasi Keamanan Intelijen Australia sudah menggeledah isi laptop dan akun WeChat Csergo setelah dia kembali dari Australia.

Hakim Michael Barko menanyakan mengapa Csergo hanya diberikan uang tunai di amplop oleh kedua agen intelijen tersebut--disebut sebagai 'Ken' dan 'Evelyn' di pengadilan--dan mengapa keduanya tidak mencari tahu sendiri tentang lithium di Australia.

"Orang-orang China tidak ingin ada yang mengetahui kegiatannya mencari-cari tahu tentang ini dan menerima laporan-laporan ini," kata Barko.

Collaery mengatakan bahwa pembayaran secara tunai adalah hal yang wajar di China.

"Tentu saja dia percaya Ken dan Evelyn mengawasinya. Begitulah cara kerja di China. Dia menjadi sangat khawatir soal itu," kata Collaery.

Csergo menghadiri persidangan melalui panggilan video dari Penjara Parklea, tempat dia ditahan. Ibu dan saudaranya hadir di pengadilan.

Csergo bekerja di China sejak 2002 sebagai bagian dari pemasaran data, termasuk dalam sebuah agensi pemasaran global, penyedia data dari Amerika Serikat, dan juga sebagai konsultan China Telecom.

Menurut catatan pengadilan, diduga Csergo secara sengaja terlibat atas nama atau bekerja sama dengan orang yang bertindak atas nama prinsipal, dan "tidak memperhatikan apakah kegiatan tersebut mendukung aktivitas intelijen luar negeri, dan sebagian dari kegiatan tersebut adalah tindakan terselubung, atau melibatkan unsur penipuan".

Collaery mengatakan bahwa karir Csergo runtuh sejak dia ditangkap, dan Csergo tidak memiliki niat untuk kembali ke China.

Dia berencana menuntut ganti rugi ke pemerintah Australia atas apa yang mereka lakukan terhadap karirnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Industri wisata Australia terpukul oleh kebijakan China
Baca juga: Polisi amankan bule Australia sebabkan keributan di Bandara Ngurah Rai

Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023