... jangan ada lagi tenaga kerja pembantu rumah tangga... "
New Delhi (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan penciptaan lapangan kerja sebanyak 1 juta pada 2013 untuk menurunkan pengangguran. Juga jangan ada lagi WNI bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. 

"Tahun depan kita ingin mencetak lapangan pekerjaan 1 juta nett , sehingga bila saat ini tingkat pengangguran 6,1 persen dapat turun menjadi 5 persen. Bila seperti itu, kita bisa bilang mengapa harus bekerja di luar negeri," kata Presiden Susilo Yudhoyono, saat bertemu dengan perwakilan anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia, di New Delhi, Kamis pagi.

Berbagai masalah memilukan senantiasa terjadi terkait keberadaan TKI/TKW di luar negeri. Banyak di antara mereka mendapat masalah hukum serius --mulai dari disiksa majikan, perundungan seksual parah, hingga hukuman mati-- terkait begitu rendah tingkat pendidikan dan keahlian serta posisi tawar mereka dan Indonesia.

Yudhoyono mengatakan, pemerintah sangat ingin suatu saat nanti tidak ada lagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai penata laksana rumah tangga alias pembantu rumah tangga.

"Suatu saat jangan ada lagi tenaga kerja pembantu rumah tangga, kita buka lapangan kerja di Indonesia," tegasnya.

Yudhoyono sedih masih ada warga negara Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan mengharapkan di masa depan warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah tenaga profesional yang bekerja di bidang formal.

Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, saat mendampingi Yudhoyono dalam pertemuan konsultasi tahunan Indonesia-Malaysia di Kuala Lumpur, mengatakan, pemerintah berencana tidak lagi mengizinkan pengiriman TKI/TKW bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga.

"Kalau maunya kita stop hari ini juga, tetapi secara empiris ada pasar yang sangat kuat. Karena itu kita ada peta jalan  2017. Hari ini ke Saudi kita tutup lalu kita cari alternatif pekerjaan di dalam negeri, nanti Malaysia diperketat dan sampai nol," katanya, di Kuala Lumpur, Rabu pagi.

(P008)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012