Padang Aro (ANTARA News) - Puluhan rumah warga di inflasmen PT PN6 dan Nagari Sungai Sungkai di Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, terendam banjir setinggi satu meter sejak pukul 00.00 WIB, Sabtu.

Kepala Bidang kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Mukhnizen, saat dihubungi Sabtu menyebutkan, banjir yang merendam sedikitnya 48 rumah warga yang berada di pinggir sungai tersebut disebabkan meluapnya Sungai Batang Pangaian yang melintasi inflasmen PT PN6 dan Nagari Sungai Sungkai.

"Hujan yang terjadi di daerah itu sejak Jumat (21/12) malam menyebabkan Sungai Batang Pangian meluap dan merendam sedikitanya 48 rumah warga yang berada di inflasmen PT PN6 dan Sungai Sungkai," sebut dia.

Warga yang rumahnya terendam banjir menyelamatkan diri ke rumah tetangganya yang berada di daerah yang lebih tinggi. "Rumah-rumah warga yang terendam air ini berada di pinggir sungai. Mereka menyelamatkan diri ke rumah-rumah tetangga yang tidak terendam banjir yang berada di daerah yang lebih tinggi," sebut dia.

Dari informasi sementara, bencana terjadi tidak menimbulkan korban jiwa, dan tidak merusak fasilitas umum serta rumah warga.

"Dari informasi awal, banjir tersebut hanya merendam rumah warga. Kami terus memantau informasi perkembangan banjir tersebut dan telah menurunkan personel untuk membantu warga yang kebanjiran," kata dia.

Dia menyebutkan, kondisi banjir saat ini mulai surut dan sebagian warga mulai kembali ke rumah untuk membersihkan material yang dibawa banjir.

Banjir bandang dengan membawa material lumpur, pasir, kayu dan bebatuan juga melanda kabupaten yang mekar pada 2004 dari Kabupaten Solok ini pada 13 Desember lalu.

Banjir bandang atau warga setempat menyebutnya "galodo", yang menerjang Nagari Pakan Rabaa Timur dan Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh ini menyebabkan dua orang meninggal dunia akibat terseret banjir dan sedikitanya 175 rumah rusak berat dan ringan serta merusak fasilitas umum dengan kerugian lebih dari Rp9 miliar.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012