Makassar (ANTARA) - Kantor Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar melaksanakan pengamatan fenomena Gerhana Matahari Hibrid di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan, terlihat hanya 77 persen.

"Kita bisa melihat gerhana matahari ini di beberapa wilayah Indonesia seperti di Sulawesi. Ini adalah gerhana matahari sebagian. Untuk di wilayah Kota Makassar, maksimal kita bisa melihat gerhana matahari 77 persen karena tertutup bulan," ujar Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Irawan Slamet saat pantauan di kantornya, Kamis.

Ia menjelaskan, untuk wilayah lain paling jelas terlihat gerhana matahari di Sulsel, di daerah sebelah selatan Kabupaten Kepulauan Selayar sekitar 86 persen matahari tertutup oleh bulan.

"Kontak pertama pada pukul 10.41 Wita kemudian pada puncaknya terjadi pukul 12.12 Wita. Dan masa terakhir kontak itu pukul 13.45 Wita. Nah, total proses Gerhana Matahari itu selama tiga jam empat menit," kata Irawan.

Baca juga: SAC pantau gerhana matahari hibrida di Balai Kota Surabaya

Baca juga: Ratusan umat Islam shalat gerhana matahari di Masjid Agung Palembang


Ia menjelaskan gerhana hibrida bisa terlihat di beberapa tempat dengan beberapa bentuk. Gerhana matahari hibrida terjadi di sekitar barat daya Indonesia, Samudera Hindia, Samudera Pasifik di sebelah timur laut Indonesia untuk gerhana matahari cincin.
 
Suasana pengamatan proses terjadinya Gerhana Matahari Hibrid di BMKG Wilayah IV Makassar, Jalan Prof Basalamah, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/4/2023). ANTARA/Darwin Fatir.



Kemudian di wilayah Indonesia, dapat terlihat untuk gerhana matahari total di wilayah Biak dan Pulau Bisar Maluku. Sedangkan untuk proses gerhana matahari sebagian di beberapa wilayah seperti di Sulawesi.

"Kita amati peristiwa astronomis sebagai penanda dimulainya bulan baru. Jadi, ketika biasanya bulan baru di mulai dengan proses konjungsi, di mana bulan, bumi dan matahari berada pada satu bidang eklip yang sama. Ini hal istimewa karena kejadiannya satu garis lurus bumi, bulan dan matahari berada sejajar," katanya menjelaskan.

Dari fenomena tersebut, dapat dijadikan penanda ada perubahan bulan baru atau hilal. Sehingga pada petang nanti, untuk memastikan hilal sudah ada di ufuk maka dilaksanakan pemantauan hilal penentuan akhir Ramadhan 1444 Hijiriah di tempat wisata Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, Sulsel.

"Nah, nanti sore kita lihat di wilayah kita Sulsel berapa ketinggian hilal di atas ufuk. Ketika tadi terjadi proses gerhana seperti itu, maka proses gerhana itu kita amati. Dampak dari gerhana ini tentu ada proses gravitasi hingga mengakibatkan air pasang laut dan perubahan angin, tapi itu hal wajar, normal," tuturnya menambahkan.*

Baca juga: BMKG pantau hilal 1 Syawal dan gerhana matahari di Dermaga Cinta Ancol

Baca juga: PT Pos angkat cerita rakyat Papua dalam prangko seri gerhana matahari

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023