Kairo (ANTARA) - Dalam lima hari, sebanyak 10.000 lebih orang dari berbagai kewarganegaraan pergi menyelamatkan diri dari Sudan yang dilanda konflik dan tiba di negara tetangga, Mesir.

Mereka datang melalui perlintasan perbatasan darat Qastal dan Arqeen, kata Otoritas Umum untuk Pelabuhan Kering dan Darat (General Authority for Land and Dry Ports/GALDP) Mesir melalui pernyataan pada Rabu (26/4).

"Antara 21 hingga 25 April, sebanyak 1.297 orang tiba (di Mesir) melalui Qastal dan 8.897 lainnya masuk (ke Mesir) melalui Arqeen," papar pernyataan itu.
 
   Pihak-pihak yang bertikai telah menyepakati gencatan senjata selama tiga hari mulai Senin (24/4) tengah malam waktu setempat, saat banyak negara bergegas mengevakuasi para diplomat dan warga mereka dari Sudan.   

Bentrokan mematikan antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) pecah pada 15 April di Khartoum, ibu kota negara tersebut, serta sejumlah wilayah lainnya di sana.

Sejauh ini, lebih dari 400 orang tewas, sementara 4.000 lainnya terluka di Sudan, menurut data dari Kementerian Kesehatan Sudan.
 
   Pihak-pihak yang bertikai telah menyepakati gencatan senjata selama tiga hari mulai Senin (24/4) tengah malam waktu setempat, saat banyak negara bergegas mengevakuasi para diplomat dan warga mereka dari Sudan. 


GALDP telah berkoordinasi dengan seluruh organisasi terkait untuk memastikan bahwa warga Mesir maupun warga asing yang melarikan diri dari Sudan dan memenuhi syarat memiliki akses ke semua fasilitas, imbuh pernyataan itu.   

Pihak-pihak yang bertikai telah menyepakati gencatan senjata selama tiga hari mulai Senin (24/4) tengah malam waktu setempat, saat banyak negara bergegas mengevakuasi para diplomat dan warga mereka dari Sudan.  

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023