Berlin (ANTARA) - Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa sebelum konflik di Ukraina pecah pada Februari 2022, banyak negara yang tidak berminat dengan solusi diplomatik dalam menyelesaikan krisis di negara tersebut.

"Saya telah melakukan segala cara untuk mencegah situasi ini. Meski saya tidak bisa mencegah itu terjadi, bukan berarti saya tidak berusaha," kata Merkel dalam sebuah wawancara dengan harian Jerman yang diterbitkan pada Sabtu (29/4).

Merkel, yang mengakhiri jabatannya sebagai Kanselir Jerman pada 2021, bertahan dengan upaya-upaya dia untuk menyelesaikan krisis Ukraina dengan Perjanjian Minsk. Dia menyatakan bahwa diplomasi merupakan upaya yang masih diperlukan.

"Yang sangat mengecewakan saya, ada beberapa (pejabat) yang tidak begitu tertarik," kata mantan kanselir itu.

Merkel menambahkan bahwa ketika dia masih menjabat sebagai kanselir, hanya Prancis dan Jerman yang mendukung penyelesaian konflik Ukraina di Dewan Uni Eropa.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepadanya bahwa Perjanjian Minsk merupakan kesepakatan yang tidak layak.

Pada Februari, Zelensky mengaku bahwa dia mengatakan kepada Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Perjanjian Minsk tidak efisien dan dirinya tidak berniat untuk mengimplementasikan kesepakatan tersebut.

Merkel mengatakan bahwa Perjanjian Minsk merupakan sebuah upaya untuk memberikan Ukraina waktu guna mendapatkan kekuatan sebelum terlibat konfrontasi militer skala penuh dengan Rusia.

Perjanjian Minsk adalah sebuah paket dokumen yang bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata di Ukraina timur.

Perjanjian perdamaian itu ditandatangani pada 15 Februari 2015 di ibu kota Belarus, Minsk, oleh perwakilan Rusia, Ukraina, dan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dengan kehadiran para pemimpin Jerman dan Prancis, yang bertindak sebagai penjamin pelaksanaan kesepakatan tersebut.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Perundingan Rusia, Ukraina tak berhasil buat terobosan
Baca juga: Kremlin: Rusia sungguh-sungguh terkait Perjanjian Minsk
Baca juga: Dubes Ukraina: Diplomasi dan negosiasi bisa akhiri perang

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023