Mataram (ANTARA) - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Nusa Tenggara Barat memamerkan kerajinan batik gembok karya warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Mataram dalam perayaan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-59 di Mataram, Selasa.

"Dengan memamerkan produk batik warga binaan Lapas Mataram di Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-59 ini, kami berharap dapat sekaligus membuka ruang pemasaran hingga ke tingkat nasional," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTB Romi Yudianto.

Kepala Lapas Mataram Ketut Akbar Herry Acjhar menjelaskan bahwa batik gembok kini menjadi produk unggulan dari hasil karya warga binaan.

Dia mengungkapkan arti nama batik gembok ini merupakan akronim dari Generasi Membatik Lombok (Gembok). "Kami namakan gembok karena identik dengan lapas," ujarnya.

Kreativitas warga binaan ini, jelas dia, baru berjalan satu bulan berkat dukungan dan kerja sama SMKN 5 Mataram yang mempunyai jurusan membatik.

Dia menyampaikan pihaknya memilih membatik ini sebagai salah satu bidang binaan di Lapas Mataram karena melihat peluang pasar yang cukup besar.

"Kita ketahui bersama bahwa batik itu merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Oleh karena itu, membatik ini kami jadikan sebagai salah satu objek pembinaan agar nanti ke depannya setelah warga binaan bebas, mereka punya modal berusaha," ucap dia.

Dalam waktu satu bulan menjalankan pembinaan batik tulis, Lapas Mataram sudah merekrut 20 orang warga binaan yang sebelumnya memiliki dasar pelukis dan pembuat tato.

"Dari 20 orang ini sekarang kami terus kembangkan dengan memberikan pembelajaran kepada warga binaan yang lain," kata Akbar.

Hingga saat ini, warga binaan sudah bisa memproduksi kain batik tulis dengan beragam motif khas NTB, di antaranya gambar tokek, rumah lumbung, peresean, sayur kangkung, dan terumbu karang.

"Yang ada selama ini batik sasambo. Jadi, kenapa tidak kami buat motif-motif yang berbau NTB," ujarnya.

Untuk lama produksi satu kain bisa selesai selama dua hari, mulai dari membuat desain, mewarnai, pengeringan, sampai proses pencucian.

Dalam proses produksi saat ini, lanjut dia, sudah ada perusahaan swasta yang memesan 40 kemeja batik tulis.

"Beberapa waktu lalu juga ada satu grup biro perjalanan asal China yang main ke tempat kami dan melihat-lihat produk kain batik tulis," ucap dia.

Untuk harga per lembar kain ukuran kemeja laki-laki, Lapas Mataram menjualnya dengan harga paling rendah Rp700 ribu.

"Kami juga melayani pesanan khusus. Konsumen bisa pesan sesuai keinginan. Harganya bisa kami sesuaikan," katanya.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023