Jakarta (ANTARA) - Masyarakat khususnya orang tua sebaiknya berhati-hati dalam memilih dan memilah makanan yang akan diberikan pada anak-anak usia 5 dan di bawah 5 tahun (balita) karena beberapa tipe makanan terbukti bisa membawa risiko berbahaya bagi kesehatan bila tidak diproduksi atau disimpan dengan baik.

"Untuk produk susu kalau tidak melewati proses pasteurisasi, maka hati-hati bisa terkena infeksi yang ditularkan lewat makanan. Sedangkan madu, rekomendasi memperbolehkan untuk menunggu setelah anak usia satu tahun karena seringkali ada kontaminan kuman di dalam madu," papar Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M. Biomed., Sp.A(K), saat sesi diskusi virtual mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan anak-anak, Selasa.

Ia melanjutkan, kontaminan di dalam madu bisa menyebabkan infeksi pada sistem saluran pencernaan bagi anak-anak. Taufiq juga mengingatkan potensi bahaya dari sajian telur setengah matang untuk anak-anak.

Baca juga: Dokter gizi ingatkan batasi konsumsi kuah bersantan saat Lebaran

"Rekomendasi sebaiknya telur dipanaskan hingga 74 derajat Celcius. Kalau tidak, di situ banyak kontaminan kuman. Jadi hati-hati konsumsi telur setengah matang," jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk jenis makanan laut seperti kerang atau tiram sebaiknya dimasak hingga cangkang terbuka, sedangkan untuk jenis sushi baik dimasak pada temperatur internal 74 derajat Celcius.

Lalu, berapa lama sebaiknya menyimpan makanan atau minuman? Taufiq mengambil contoh untuk daging dan ayam maka hanya bisa disimpan selama 2-4 hari pada suhu 4 derajat Celcius dan tidak lebih dari dua belas bulan pada sistem pendingin beku suhu -18 derajat Celcius atau lebih rendah.

Pada kondisi yang sama, sosis dan daging olahan disarankan tidak lebih dari dua hari penyimpanan dan bertahan tidak lebih dari 3 bulan di pendingin beku.
Ilustrasi menyimpan bahan makanan di lemari pendingin. (ANTARA/Reuters/Andriy Popov)



"Kita sering menyimpan makanan sekian lama di freezer dan tidak mengukur suhunya selama berminggu-minggu, maka ini bisa berpotensi kontaminan infeksi," terangnya.

Sedangkan untuk ikan berlemak sedikit atau lean fish pada kondisi suhu yang sama, sebaiknya disimpan paling lama 4 hari dan tak lebih dari 6 bulan pada pendingin beku. Untuk jenis ikan tuna, salmon, dan trout juga sebaiknya tidak lebih dari 4 hari penyimpanan dengan maksimal berada pada pendingin beku selama 2 bulan.

Sementara jenis lobster, udang, dan varian kerang, sebaiknya disimpan tidak lebih dari 2 hari dan maksimal selama 4 bulan untuk penyimpanan di pendingin beku.

Telur dalam cangkang baik disimpan sesuai tanggal kedaluwarsa atau sekitar 4 pekan dan tidak boleh dimasukkan ke dalam pendingin beku. Sedangkan telur yang telah dikeluarkan dari kulit sebaiknya disimpan maksimal 4 hari dan bisa bertahan 4 bulan di pendingin beku. Sementara telur rebus bisa bertahan selama satu pekan dan sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam pendingin beku.

Produk susu, yoghurt, dan keju lembut yang telah terbuka dari kemasan disarankan untuk disimpan maksimal 4 hari dengan tidak memasukkannya ke pendingin beku.

"Orang tua bingung kenapa anaknya sering muntah atau diare, ternyata karena hal-hal seperti ini terlupakan," tutup Taufiq.

Baca juga: Ingin biasakan konsumsi makanan sehat? Ini caranya menurut pakar

Baca juga: Daftar peringkat jenis-jenis diet untuk kesehatan jantung menurut AHA

Baca juga: Pakar gizi ingatkan jaga pola makan sehat setelah libur Lebaran

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023