Los Angeles (ANTARA) - Peringatan darurat virus corona di Amerika Serikat (AS) secara resmi akan berakhir pekan depan, dan pemerintahan Joe Biden tidak lagi mewajibkan vaksinasi bagi pelancong yang datang dari luar negeri atau pejabat federal.

"Kami mengumumkan bahwa pemerintah akan mengakhiri persyaratan vaksin COVID-19 untuk pegawai federal, kontraktor federal, dan pelancong internasional via jalur udara pada 11 Mei tengah malam, hari yang sama dengan berakhirnya darurat kesehatan masyarakat COVID-19," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada Senin (1/5).

Menurut pernyataan Gedung Putih itu, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (Department of Health and Human Services/HHS) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS akan memulai proses mereka sendiri untuk mengakhiri persyaratan vaksinasi bagi tenaga pendidik Head Start, pekerja di fasilitas kesehatan yang menggunakan Medicare dan Medicaid, dan beberapa nonwarga negara di perbatasan darat.

"Pernyataan singkat empat paragraf tersebut menutup salah satu bab paling kontroversial dalam sejarah Amerika baru-baru ini, ketika mandat vaksin menjadi pusat perdebatan sengit antara Partai Republik dan Demokrat di seluruh AS," kata The New York Times.

Persyaratan vaksin tersebut diwajibkan oleh pemerintahan Biden pada 2021.
 
   Seorang warga AS masih mengenakan masker di saat frekuensi penularan infeksi virus COVID-19 di negara tersebut mulai melandai. Gedung Putih menyatakan bahwa peringatan darurat virus corona di Amerika Serikat (AS) secara resmi akan berakhir pekan depan. (Xinhua)


"Setelah upaya menyeluruh pemerintah yang berbuah rekor jumlah hampir 270 juta orang Amerika menerima sedikitnya satu suntikan vaksin COVID-19, kami berada dalam fase yang berbeda dalam respons kami terhadap COVID-19 dibandingkan saat banyak persyaratan ini diberlakukan," kata Gedung Putih.

HHS menyediakan peta jalan yang menguraikan transisi dari darurat kesehatan masyarakat. Meskipun vaksin COVID-19 mungkin akan ditanggung setidaknya hingga 30 September 2024, perawatan dan tes COVID-19 mungkin memerlukan biaya pribadi berdasarkan asuransi kesehatan.

Penentuan Medicaid didorong kembali ke masing-masing negara bagian, mengarah pada tekanan yang semakin meningkat terhadap orang-orang yang kurang diasuransikan atau tidak diasuransikan.

Pembagian wajib hasil tes laboratorium COVID-19 serta data vaksin lokal negara bagian dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS juga akan berakhir ketika keadaan darurat publik berakhir.

Sementara itu Pemerintah AS berencana mendorong teknologi kesehatan baru melalui Project Next Gen, dengan anggaran 5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.703) untuk mempercepat pengembangan vaksin dan terapi COVID-19 generasi terbaru.

"Melangkah ke depan juga perlu memperhitungkan kesalahan di masa lalu. Untuk COVID-19, ini berarti memahami kontradiksi utama di jantung pandemi di AS," kata sebuah artikel yang diterbitkan di The Lancet.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023