Jakarta (ANTARA) - Ekonom Makro Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan LPEM FEB UI Faradina Alifia Maizar memaparkan, sumber daya mineral menjadi komoditas yang menyumbang 27,5 persen dari total ekspor Indonesia pada kuartal I-2023.

Angka tersebut menjadikan sumber daya mineral sebagai penyumbang utama surplus di sektor nonmigas.

“Dilihat dari produknya, penyumbang pertumbuhan ekspor adalah mesin, peralatan listrik, dan peralatan mekanik dan bagiannya. Sementara itu, sumber daya mineral dan lemak nabati dan hewani tetap menjadi penyumbang utama surplus di sektor nonmigas,” kata Faradina di Jakarta, Kamis.

Sumber daya mineral sebagai komoditas ekspor mencakup batu bara, timah, tembaga, dan minyak bumi.

Selain sumber daya mineral, logam dasar turut berkontribusi 14,6 persen terhadap surplus ekspor Indonesia, diikuti dengan lemak nabati dan hewani mencapai 11,1 persen.

Dari segi impor, komoditas elektronik tercatat sebesar 26,4 persen, sumber daya mineral 18,7 persen, sedangkan logam dasar 9,9 persen. Persentase itu menjadikan ketiga komoditas tersebut mendominasi profil impor pada kuartal I-2023.

Di sisi impor, impor keseluruhan hanya tumbuh 27 persen pada kuartal I-2023 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan impor tersebut disumbang oleh lonjakan impor migas seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Sementara itu, impor nonmigas tumbuh sebesar 22 persen dikarenakan meningkatnya permintaan barang modal dan bahan baku dan penolong seiring dengan kuatnya aktivitas dunia usaha.

Baca juga: Menjadikan ekspor benar-benar sebagai penyangga ekonomi Indonesia

Baca juga: BI tarik devisa hasil ekspor 173 juta dolar AS dalam dua pekan

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023