Jakarta (ANTARA News) - Ekonom PT Indo Premier Securities menyatakan minat investor asing untuk menempatkan dananya dalam surat utang (obligasi) korporasi domestik tahun ini akan semakin besar dibanding obligasi pemerintah.

"Imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Negara (SBN) cenderung menurun. Jadi, dampaknya akan beralih ke obligasi yang yield`-nya lebih tinggi seperti obligasi korporasi," ujar Ekonom PT Indo Premier Securities Seto Wardono di Jakarta, Selasa.

Ia memperkirakan, obligasi korporasi pada tahun ini sebagian besar berasal dari perusahaan sektor pembiayan, konstruksi dan infrastruktur.

"Selain itu ada potensi emisi obligasi korporasi senilai Rp20,73 triliun akan diterbitkan dengan skema penawaran umum berkelanjutan (PUB)," ujar dia.

Sementara, lanjut dia, untuk pasar ekuitas kemungkinan aliran dana asing yang masuk ke pasar saham tidak akan semasif pada 2012 lalu.

Pasalnya, menurut dia, rasio harga saham per pendapatan (price to earning ratio/PER) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini sudah terlalu mahal bila dibandingkan bursa saham China dan India.

"Apalagi di tahun depan negara China dan India akan mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi sehingga likuiditas global akan lebih banyak mengalir kesana," kata dia.

Meski demikian, dikatakan Seto, investor masih memiliki keyakinan bahwa likuiditas pasar keuangan Indonesia masih cukup besar untuk menyerap emisi baru baik saham maupun obligasi.

Ia mengatakan, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang relatif stabil, perusahaan penjamin emisi akan optimistis penawaran saham perdanana (IPO) dan obligasi dapat menarik minat investor baik asing maupun domestik.

"Posisi Indonesia, cukup diuntungkan oleh kebijakan beberapa bank sentral negara maju seperti AS, Eropa, dan Jepang yang cenderung menerapkan tingkat suku bunga yang sangat rendah, dengan begitu akan terjadi kelebihan likuiditas di pasar global sehingga kelebihan itu akan beralih ke negara yang ekonominya tumbuh baik seperti Indonesia," kata dia.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013