San Francisco (ANTARA) - Apple pada Kamis (4/5) mengumumkan hasil keuangan untuk kuartal kedua tahun fiskal 2023 yang berakhir pada 1 April, dengan pendapatan kuartalan sebesar 94,84 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.632), turun 3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Perusahaan tersebut membukukan laba kuartalan per saham terdilusi sebesar 1,52 dolar AS, tidak berubah secara tahunan.

Laba bersih untuk kuartal tersebut turun menjadi 24,16 miliar dolar AS dari 25,01 miliar dolar AS setahun lalu.

Penjualan jasa perusahaan mencapai 20,91 miliar dolar AS dari 19,82 miliar dolar AS (yoy).

Penjualan ponsel iPhone naik menjadi 51,33 miliar dolar AS dari 50,57 miliar dolar AS setahun lalu.

Penjualan produk Wearables, Home and Accessories turun tipis menjadi 8,76 miliar dolar AS dari 8,81 miliar dolar AS setahun lalu.

Penjualan bersih Apple di wilayah China Raya turun menjadi 17,81 miliar dolar AS dari 18,34 miliar dolar AS setahun lalu, menurut laporan keuangan Apple.

"Kami dengan antusias melaporkan rekor sepanjang masa dalam Jasa dan rekor kuartal Maret untuk iPhone meskipun situasi ekonomi makro yang menantang, dan basis perangkat aktif terpasang kami mencapai titik tertinggi sepanjang masa," kata CEO Apple Tim Cook.

"Kami terus berinvestasi untuk jangka panjang dan memimpin dengan nilai-nilai kami, termasuk membuat kemajuan besar dalam membangun produk dan rantai pasokan netral karbon pada 2030 mendatang," imbuhnya.

"Kinerja bisnis tahunan kami meningkat dibandingkan dengan kuartal Desember, dan kami menghasilkan arus kas operasional yang kuat sebesar 28,6 miliar dolar AS sembari membagikan lebih dari 23 miliar dolar AS kepada pemegang saham selama kuartal tersebut," kata Luca Maestri, CFO Apple.

Dewan direksi Apple telah mengumumkan dividen tunai sebesar 0,24 dolar AS per lembar saham biasa perusahaan, naik sebesar 4 persen.

Dividen tersebut akan dibayarkan pada 18 Mei 2023 kepada pemegang saham yang tercatat pada penutupan perdagangan pada 15 Mei 2022.

Dewan direksi juga telah mengesahkan tambahan 90 miliar dolar AS untuk pembelian kembali saham.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023