Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan bahwa ia sedang "mempertimbangkan sejumlah opsi, termasuk pengusiran diplomat" karena persoalan minoritas Muslim Uighur di China.
Pada 2021, seorang anggota parlemen konservatif Kanada Michael Chong mensponsori mosi yang mendeklarasikan perlakuan China terhadap kelompok etnis Uighur.
Mengutip laporan intelijen Kanada pada 2021, koran lokal Kanada Globe and Mail pada Senin (1/5) melaporkan bahwa China berusaha mencari informasi tentang Chong dan keluarganya sebagai upaya menjadikan Chong sebagai "contoh" dan mencegah sikap anti China.
Dubes Cong, yang pada Kamis (4/5) dipanggil oleh pejabat senior Kementerian Luar Negeri Kanada, mengatakan ia memprotes keras "ancaman" pengusiran seorang diplomat China karena rumor soal "campur tangan China".
Dia juga membantah bahwa Beijing mengincar Chong dan keluarganya.
“China secara keras mendesak pihak Kanada untuk segera menghentikan sandiwara politik yang disutradarainya sendiri,” kata Cong dalam keterangan di situs web kedutaan.
Ia menambahkan bahwa Kanada sebaiknya “tidak melangkah lebih jauh ke jalan yang salah dan berbahaya”.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengaku mengetahui laporan intelijen itu dari koran. Pada Rabu (3/5), ia menyalahkan badan mata-mata karena tidak menyerahkan laporan tersebut kepadanya pada saat itu.
Namun, Chong pada Kamis (4/5) mengatakan ia telah diberi tahu penasihat keamanan nasional Trudeau bahwa laporan intelijen itu sudah dikirimkan ke Kantor Dewan Penasihat pemerintah Kanada pada 2021 silam.
China pada Rabu mengkritik tajam komentar Trudeau pekan lalu yang mengaitkan produksi litium China dengan kerja paksa.
Beijing juga memperingatkan bahwa Kanada bisa mendapat konsekuensi jika terus "merendahkan" situasi hak asasi manusia di China.
Sumber: Reuters
Baca juga: Polisi Kanada selidiki laporan soal campur tangan China dalam pemilu
Baca juga: Kanada tak temukan campur tangan asing pada pemilu 2021
Penerjemah: Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023
