Setelah musim libur Lebaran pasien kasus positif COVID-19 yang masuk ke RSUD dr Slamet Garut meningkat, tercatat pada 3 Mei 2023 sebanyak 29 pasien yang dirawat di ruang khusus COVID-19
Garut, Jabar (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet menyiapkan 50 tempat tidur di ruangan khusus untuk pelayanan medis bagi pasien terpapar COVID-19 dengan gejala berat agar mendapatkan penanganan secara intensif karena saat ini kasus positif COVID-19 terjadi peningkatan setelah libur Lebaran 2023 di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Total bed (tempat tidur) untuk pasien COVID-19 sekitar 50 bed," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut, dr Zaini Abdillah di Garut, Jumat.

Ia menjelaskan setelah musim libur Lebaran pasien kasus positif COVID-19 yang masuk ke RSUD dr Slamet Garut meningkat, tercatat pada 3 Mei 2023 sebanyak 29 pasien yang dirawat di ruang khusus COVID-19.

Saat ini, kata dia, pasien COVID-19 yang dirawat sudah sebagian pulang, tersisa tinggal 20 pasien masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr Slamet Garut.

"Terlihat menurun, sekarang sekitar 20an pasien," katanya.

Ia menyampaikan meski pasien COVID-19 sudah berkurang, fasilitas tempat tidur untuk penanganan pasien positif COVID-19 tetap disiapkan 50 tempat tidur.

RSUD dr Slamet Garut, kata dia, sejak munculnya wabah COVID-19 di Garut sudah menyiapkan tempat pelayanan khusus, berikut peralatan kesehatan, obat-obatan dan tim medisnya sudah disiagakan.

"Alhamdulillah obat-obatan, BMHP (bahan medis habis pakai) dan alkes sudah kita siapkan," katanya.

Ia menyampaikan RSUD dr Slamet Garut siap melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman yang ditentukan, seperti penanganan pasien COVID-19 sebelumnya.

Pihaknya berharap dalam peningkatan kasus pasien COVID-19 kali ini tidak ada masalah, semua bisa berlangsung lancar dalam melayani pasien positif COVID-19.

Ia menambahkan kondisi pasien COVID-19 yang saat ini dirawat memiliki gejala sedang, dan yang berat hanya dua orang.

Mereka yang terjangkit COVID-19 sehingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, kata Zaini, karena ada penyakit penyerta sehingga membutuhkan penanganan medis secara khusus.

"Secara keseluruhan kondisi pasien dominan dengan gejala sedang, yang berat hanya satu atau duaan, ada komorbid penyakit penyerta," demikian Zaini Abdillah.

Baca juga: Dinkes Garut minta RSU siapkan 30 persen tempat rawat pasien COVID-19

Baca juga: Bupati Garut: Lonjakan kasus COVID-19 didominasi kasus tanpa gejala

Baca juga: Satu pasien COVID-19 di Garut sulit dapat rumah sakit hingga meninggal

Baca juga: 25 karyawan RSUD Pameungpeuk Garut positif COVID-19

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023