Kupang (ANTARA) - Enam warga di Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan keracunan dan dilarikan ke puskesmas setelah menyantap daging babi yang dibeli dari tetangganya.

“Mereka sempat dirawat secara intensif di Puskesmas Panite, namun kemudian dibiarkan dokter untuk kembali ke rumah masing-masing karena sudah sehat,” kata Kapolsek Amanuba Selatan, Ipda Max Tameno dihubungi dari Kupang, Senin sore.

Keenam warga yang keracunan usai menyantap daging babi itu antara lain Ameri Saluk (39), Viktoria Olla (13), Yohanis Panab (54), Imel Olla (3), Apris Tallo (45), dan Mirna Kristina Tallo (19).

Keenam orang tersebut bukan dari desa yang sama, namun berbeda-beda desa atau desa tetangga. Tiga desa itu adalah dua orang berasal dari Desa Polo, tiga orang Desa Batnum, dan satunya berasal dari Desa Bena.

Baca juga: Polisi selidiki penyebab keracunan massal nasi hajatan di Jember

Baca juga: Korban keracunan kue di Sampit menjadi 84 orang


Max menambahkan bahwa setelah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter di puskesmas tersebut, para korban kemudian bisa kembali ke rumah masing-masing, karena efek dari racun tersebut sudah hilang.

Dia pun menceritakan bahwa kejadian tersebut sebenarnya terjadi pada 2 Mei lalu saat Apris Tallo membeli daging babi sebanyak dua kilogram dari Maksi Boimau.

Setelah dimasak oleh anaknya, Apris, kemudian membagi-bagikan ke korban yang lain yang kebetulannya adalah keluarga dekat dari Apris. Usai mengkonsumsi daging babi tersebut, para korban tidak langsung merasakan gejalanya.

Namun, baru mulai dirasakan pada Selasa 3 Mei sekitar pukul 10.00 WITA dengan gejala pusing, mual, muntah disertai demam hingga pukul 20.00 WITA waktu setempat.

“Para korban bersamaan langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif,” ujar dia.

Bersyukur para korban pun tidak perlu merasakan sakit yang lama, karena pada sore harinya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Setelah diselidiki daging babi yang dikonsumsi tersebut adalah babi yang sebelumnya menderita sakit, namun belum diketahui karena penyakit apa.

Karena itu pihaknya mengingatkan masyarakat di daerah itu untuk selalu berhati-hati mengkonsumsi makanan yang sehat. Artinya  tidak mengkonsumsi hewan yang sedang sakit.

“Apalagi saat ini penyakit hewan banyak sekali,” ujar dia.*

Baca juga: Dinkes Kotim periksa sampel kue diduga penyebab korban jiwa

Baca juga: Tujuh anggota TNI yang bantu korban gempa Cianjur keracunan makanan

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023