Lebak (ANTARA) -
Wisatawan domestik memadati kawasan pemukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (14/5) untuk menikmati panorama alam di Pegunungan Kendeng bersama anggota keluarga dan rombongan.
 
"Kami berjalan kaki selama delapan jam dari perkampungan Badui Dalam, tepatnya Kampung Cibeo pukul 08.00 WIB dan tiba di Kampung Kadu Ketug pukul 16.00 WIB dengan cukup melelahkan dan menguras keringat,"kata Ida (35) seorang wisatawan warga DKI Jakarta saat ditemui di Ciboleger Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Minggu.
 
Selama keberangkatan maupun kepulangan dari pemukiman Badui ke Ciboleger cukup menyenangkan, selain panorama alamnya indah, hijau dan lestari.
 
Selain itu juga perjalanan yang melelahkan dan hati-hati, karena melintasi jalan setapak yang kiri dan kanan terdapat tebing yang curam.
 
"Kami sangat senang melintasi jalan setapak dengan menembus hutan dan tebing yang cukup membahayakan,"kata Ida sambil menyatakan kali pertama mengunjungi Badui Dalam.
 
Ia mengaku dirinya mengunjungi kawasan pemukiman Badui Dalam bersama rombongan kantor, dimana panorama alam Badui masih asri dan lestari dengan pepohonan hijau juga topografinya perbukitan dan Pegunungan Kendeng.
 
Sebetulnya, wisata kekawasan Badui sangat menyenangkan dan menyehatkan dengan berjalan kaki melintasi hutan dan banyak tebing, curam dan perbukitan.
 
Perjalanan selama delapan jam sambil istirahat ke pemukiman Badui Dalam melelahkan dan menguras tenaga.
 
Mesti berjalan kaki menempuh sepanjang 13 kilometer dari Terminal Ciboleger ke Kampung Badui Dalam sangat senang juga bisa menghilangkan rasa stres.
 
"Beruntung, rombongan itu kebanyakan usia muda dan tidak ada mengidap penyakit jantung dan darah tinggi, sehingga perjalanan yang melelahkan itu menyehatkan dan selamat sampai kembali ke Jakarta,"katanya menjelaskan.
 
Begitu juga wisatawan lainnya, Nisa (35) warga Tangerang mengaku dirinya bersama rombongan menginap di Kampung Badui Dalam dengan jalan kaki dari Terminal Ciboleger ke Kampung Cibeo di kawasan pemukiman Badui.
 
Selama perjalanan menyenangkan dengan jalan setapak menembus perbukitan dan banyak curam yang membahayakan.
 
"Kami berjalan kaki juga didampingi warga Badui dengan dibantu dengan memegang alat tonggak agar tidak jatuh,"kata Nisa.
 
Sarkim (40) seorang petugas wisata Badui mengaku sejak Sabtu-Minggu jumlah wisatawan yang mengunjungi pemukiman Badui sekitar 1.200 orang dan mereka dari berbagai daerah di sejumlah daerah di Banten, DKI Jakarta, Bogor dan Karawang, Jawa Barat.
 
Kebanyakan wisatawan itu menginap di permukiman Kampung Badui Dalam, seperti Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik.
 
"Kami memberlakukan tarif masuk ke pemukiman Badui Rp5.000/orang sesuai Peraturan Desa setempat,"katanya menjelaskan.
 
Sementara itu, Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan saat ini diperkirakan ribuan wisatawan dari berbagai daerah mengunjungi kawasan permukiman Badui sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Badui.
 
Apalagi, saat ini pemukiman kawasan Badui memasuki musim panen durian, sehingga banyak wisatawan membeli durian dengan jumlah banyak untuk oleh-oleh.
 
Selain itu juga pelaku UMKM masyarakat Badui terbantu pendapatan ekonomi karena dampak banyaknya kunjungan wisatawan tersebut.
 
Mereka wisatawan juga membeli aneka kerajinan pelaku UMKM masyarakat Badui, seperti kain tradisional,tas koja, baju kampret, lomar, souvernir, batik Badui dan lainnya.
 
"Kami meyakini dengan banyak kunjungan wisatawan ke sini tentu dapat menggulirkan uang hingga jutaan rupiah di kawasan pemukiman Badui,kata Jaro Saija.

Baca juga: DPR dan Kementerian LHK sepakat kaji status daerah tujuan wisata Baduy

Baca juga: Budaya Baduy jadi andalan wisata

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023