Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menekankan bahwa isu mitigasi perubahan iklim akan menjadi salah satu fokus utamanya jika dipercaya menjadi Presiden Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) periode 2023-2027.

"Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi salah satu isu prioritas yang harus menjadi perhatian semua negara tanpa terkecuali," ujar Dwikorita dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.  

Menurutnya, dampak perubahan iklim menjadi ancaman bagi ketersediaan sumber daya air, ketahanan pangan, keselamatan dari bencana hidrometeorologi serta kesejahteraan seluruh umat manusia di dunia.   
  
Saat Resepsi Diplomatik di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Dwikorita memaparkan Visi yang akan diusung, yakni "Mewujudkan Cuaca-Iklim dan Samudra untuk Kesejahteraan Bersama dan Ketangguhan Masyarakat Dunia".   

Untuk mewujudkan visi tersebut, sedikitnya ada empat misi yang dibawanya yaitu pertama, terus memperkuat Global Basic Observing Network (GBON), dengan mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan infrastruktur di Negara-negara Anggota, khususnya untuk pengamatan sistem kebumian yang berkualitas guna meningkatkan kualitas dan aksesibilitas data dan informasi cuaca, iklim, air, dan layanan lingkungan lainnya, yang disampaikan secara otoritatif (tepat waktu, andal, dan akurat), dapat diakses, berorientasi pada pengguna, dan sesuai dengan tujuan.

Kedua, terus memperkuat dan atau mempercepat pengembangan peringatan dini untuk semua (Early Warning for All). Ketiga, terus memfasilitasi kemitraan dan kolaborasi untuk mobilisasi sumber daya, guna mendukung pengembangan infrastruktur dan kapasitas negara-negara anggota diantaranya dengan meningkatkan capaian Program SOFF (Systematic Observations Financing Facility).

Dan keempat, terus mendorong pengembangan teknologi tepat guna dengan memperhatikan pengetahuan, teknologi, dan/atau kearifan lokal/adat untuk mendukung peringatan dini dan aksi dini di Negara Berkembang dan Negara Berkembang Kepulauan Kecil (Small Island Developing States/SIDS).

Sebagai informasi, Dwikorita Karnawati dicalonkan sebagai Presiden WMO periode 2023-2027. 

Pemilihan Presiden WMO periode 2023-2027 akan dilaksanakan pada sidang the Nineteenth World Meteorological Congress (CG-19) yang akan diadakan pada 22 Mei-2 Juni 2023. Presiden WMO dipilih berdasarkan suara terbanyak oleh Anggota WMO yang terdiri dari 197 negara dan enam teritori.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo menegaskan keinginan dan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi dalam penguatan kepemimpinan WMO guna meningkatkan kesejahteraan manusia di dunia.

"Dengan kredensial, integritas, pengalaman, kontribusi, dan visinya yang mengesankan, Pemerintah Indonesia yakin Dwikorita Karnawati akan memastikan peran konstruktif dan aktif Indonesia di WMO," tuturnya.

Baca juga: BMKG siapkan seluruh sumber daya demi sukseskan KTT ASEAN 2023

Baca juga: WMO: Kemungkinan El Nino berkembang lebih meningkat tahun ini

Baca juga: Bibit siklon tropis 98S Indonesia timur diprediksi hujan sangat lebat

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023