Tanjung Selor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan bersama TNI berkomitmen untuk menjaga ekologi kawasan mangrove di perbatasan Indonesia-Malaysia tetap terawat dan lestari.

“Pemda Nunukan dan TNI akan terus merawat dan mempertahankan kawasan mangrove, terlebih di daerah-daerah perbatasan Indonesia-Malaysia,” kata Abdul Munir, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Nunukan di Nunukan, Selasa.

Ia mengatakan, baru-baru ini Pemkab Nunukan dan TNI dari Kodim 0911/Nunukan melaksanakan penanaman mangrove di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat, PUlau Sebatik, salah satu daerah terluar Indonesia di Kabupaten Nunukan yang berbatasan dengan Malaysia.

Penanaman mangrove serentak diharapkan ikut memotivasi masyarakat luas untuk memiliki kesadaran dalam melestarikan, merawat, memelihara, dan mengembangkan kawasan mangrove di wilayahnya masing masing.

"Bila gerakan ini berhasil membangun kesadaran masyarakat, saya percaya lingkungan sekitar kita juga akan semakin baik, sehat, aman dari abrasi dan polusi yang tentunya akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat", tambahnya.

Secara keseluruhan luas total wilayah pesisir di Kabupaten Nunukan yaitu 535,115,42 hektare. Kecamatan Sembakung merupakan wilayah pesisir dengan luasan terbesar yaitu sekitar 39,09 persen, sedangkan wilayah dengan luasan terkecil adalah Kecamatan Sebatik Utara dengan luas sekitar 1513,50 hektare.

Selanjutnya, panjang garis pantai yang tersusun atas hutan mangrove dan mangrove estuari di Kabupaten Nunukan yakni 108,39 kilometer (km) dan 393,84 km. Khusus di Kecamatan Nunukan, di dalamnya juga terdapat lokasi kawasan konservasi Tanjung Cantik yakni hutan mangrove sepanjang 25,80 km dan mangrove di estuari 168,45 km.

Hutan mangrove di Pulau Nunukan seluas 3.165,27 Ha, dengan kondisi ‘masih baik’ sebesar 71,8 persen atau 2.271,79 hektare.

Kondisi ‘sedang’ yang diinterpretasikan kondisi hutan mangrove pada kawasan tersebut sudah terjadi perubahan/gangguan dari kegiatan masyarakat sekitar, kawasan tersebut memiliki luas 456,24 hektare atau 14,4 persen dari luas keseluruhan hutan mangrove di Pulau Nunukan.

Selain itu, terdapat kondisi hutan mangrove yang rusak dengan luas 437,24 hektare atau 13,8 persen dari luas keseluruhan hutan mangrove di Pulau Nunukan, kawasan hutan mangrove tersebut diinterpretasikan telah hilang atau tidak ada vegetasi mangrove pada kawasan tersebut.

Data terakhir menurut informasi data spasial menunjukkan bahwa hutang mangrove di Kabupaten Nunukan telah dikonversi sebesar 75.283,20 hektare (5,6 persen).

Selanjutnya khusus pada Kecamatan Nunukan terdapat kawasan konservasi Tanjung Cantik terdapat luas mangrove yang dikonversi menjadi lahan lain sebesar 26.247,40 hektare. Kecamatan Nunukan merupakan wilayah dengan luas kawasan mangrove paling besar/luas dibanding kecamatan lainnya.

Luas totalnya menurut data spasial terkini sekitar 26.247, 40 hektare, atau 34,86 persen dari luas lahan mangrove di seluruh Kabupaten Nunukan. Namun dalam kondisi tutupan yang jarang seluas 796,39 hektare, kondisi tutupan sedang 359,01 hektare dan yang kondisi padat 25.092 hektare.

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023