Melalui proses underwriting yang baik dan benar, masyarakat akan mendapatkan produk asuransi yang tepat dengan beban premi yang sesuai dengan risiko yang dimiliki
Jakarta (ANTARA) - Ketua Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (Peruji) Radix Yunanto menilai proses underwriting merupakan kunci penting bagi perusahaan asuransi jiwa.

Underwriting adalah proses yang dilakukan untuk menilai risiko yang mungkin diterima oleh perusahaan asuransi serta menentukan banyak premi yang harus dibayarkan oleh pemegang polis pada tiap periodenya. Underwriting merupakan salah satu proses penting dalam asuransi.

“Melalui proses underwriting yang baik dan benar, masyarakat akan mendapatkan produk asuransi yang tepat dengan beban premi yang sesuai dengan risiko yang dimiliki,” kata Radix dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Proses underwriting yang baik, sambung Radix, dapat menciptakan keadilan dalam pembebanan premi bagi perusahaan asuransi maupun nasabah. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi dapat kembali dan industri dapat bergerak ke arah positif.

Pasalnya, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia terbilang masih rendah. Mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2021, tingkat penetrasi asuransi berada di level 3,81 persen.

Kemudian, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan peningkatan inklusi asuransi pada 2019 dan 2022 tak begitu signifikan, yakni dari 13,15 persen menjadi 16,63 persen.

Data-data tersebut mengindikasikan rendahnya penggunaan dan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi.

Untuk itu, Radix berpendapat perlu adanya kolaborasi dan semangat yang sama dari pelaku asuransi di Indonesia untuk menumbuhkan kembali industri, salah satunya melalui underwriting.

Underwriting sebagai unit terdepan perusahaan asuransi dalam mengelola risiko harus memiliki bekal yang cukup dan relevan terhadap tuntutan masa depan, khususnya fase pascapandemi COVID-19.

Di sisi lain, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyebut perlu adanya perhatian khusus di bidang underwriting untuk asuransi jiwa kredit. Sebab, masih ada 90 persen penduduk yang belum dilindungi asuransi sehingga perlu adanya percepatan inklusi asuransi.

Sementara itu, Direktur Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan OJK Supriyono mengatakan underwriting berperan dalam menciptakan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

“Informasi yang lengkap mendorong keputusan underwriting yang lebih sehat, yang pada gilirannya akan meningkatkan portofolio perusahaan, sehingga perusahaan asuransi dapat melaksanakan kewajibannya kepada pemegang polis dengan baik,” ujar Supriyono.

Baca juga: IFG: Lembaga penjamin polis bisa kembalikan kepercayaan ke asuransi
Baca juga: Sinarmas MSIG Life terus memperkuat literasi asuransi ke agen
Baca juga: Great Eastern inisiasi asuransi untuk proteksi UMKM di Tanah Air


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023