Makassar (ANTARA) - Plt  Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Makassar Ferdy Mochtar memantau  anak Sungai Tallo yang diduga tercemar limbah perusahaan di sekitar sungai itu.

"Dari hasil laporan warga, banyak ikan sungai yang mati dan kondisi air berwarna hitam, kami juga sudah meninjau ke lokasi disimpulkan kondisi sungai sudah rusak," kata Ferdy di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan, kondisi anak Sungai Tallo sudah tercemar dan memberi dampak buruk terhadap kesehatan warga yang gatal-gatal belakangan ini.

Berkaitan dengan dampak langsung yang ditimbulkan terhadap warga setempat, pihaknya siap memanggil perusahaan disertai pengecekan administrasi terkait peraturan yang baru dari pemerintah pusat terkait dasar hukum PP No.5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan PP No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Baca juga: Walhi: Kondisi Sungai Batanghari di Jambi kian tercemar dan kotor

Baca juga: Bakteri E.coli jadi polutan utama air Sungai Musi di Palembang


Sementara itu, Ketua RT 01, RW 02 Bontoa Selatan, Kelurahan Parangloe Haji Durrahman menduga ada proses pembiaran oleh sejumlah perusahaan yang dengan sengaja membuang air limbah ke saluran badan sungai.

Dia mengatakan, selama ini tidak ada masalah dengan anak sungai yang menjadi salah satu sumber kehidupan warganya.

Namun, dalam pekan ini bau busuk dan warna air sungai yang kelam menjadi pertanyaan warga di Bontoa.

Belum lagi anak Sungai Tallo menjadi lokasi mata pencaharian warga setempat, sedikitnya terdapat sekitar 50 kapal tempel yang melayani penyeberangan ataupun mencari ikan di muara sungai.

Berkaitan dengan hal tersebut,
Durrahman berharap pemerintah atau pihak terkait agar segera mengusut perusahaan yang mencemari sungai yang berdampak langsung pada masyarakat setempat dan juga mengancam biota sungai dan pesisir.*

Baca juga: Kualitas sungai Yogyakarta turun, warga diimbau kelola limbah domestik

Baca juga: Ikan dan sungai di Kalsel mengandung mikroplastik

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023